Questions? Feedback? powered by Olark live chat software
Headlines News :
Home » » Laporan Kuliah Lapangan

Laporan Kuliah Lapangan

Written By Dinho Zone on Rabu, 30 November 2011 | 06.22


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Mata Kuliah Taksonomi Vertebrata mempelajari tentang hewan tingkat tinggi. Taksonomi Vertebrata adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari dan memahami tentang hewan bertulang belakang, dengan mengadakan identifikasi dari keanekaragaman hewan vertebrata.
Hewan vertebrata yang terdapat dipermukaan bumi ini berbeda-beda. Keanekaragaman hewan vertebrata ini disebabkan oleh adanya perbedaan struktur morfologi, anatomi dan sistem organnya.
Hewan vertebrata ini sama halnya dengan organisme lainnya yang ada di bumi kita ini. Mereka menempati bumi ini sesuai dengan karakter dan penyesuaian diri organisme terhadap lingkungan yang ditempatinya di bumi ini. Kondisi lingkungan yang ditempati oleh suatu organisme tidaklah selalu tetap, tetapi bisa mengalami perubahan, sehingga organisme harus dapat menyesuaikan dirinya, termasuk hewan vertebrata. Disini juga dipelajari fungsi dan manfaat hewan vertebrata bagi kelangsungan hidup manusia.
Sebagai mahasiswa Biologi, maka kita harus memiliki kemampuan untuk mengamati peristiwa-peristiwa yang ada di lingkungan tempat kita berada dan memanfaatkan pengamatan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Dengan berakhirnya materi mata kuliah Taksonomi Vertebrata, maka untuk menambah pengetahuan mahasiswa dalam mengamati dan memahami peristiwa yang terjadi khususnya terhadap hewan vertebrata  di lingkungan tempat kita berada dan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Taksonomi Vertebrata, maka dilaksanakanlah Kuliah Lapangan Taksomoni Vertebrata.





1
 


B.     Tujuan
Tujuan kuliah lapangan ini dilaksanakan adalah :
1. Untuk mengenal habitat hewan vertebrata
2. Untuk mengenal jenis hewan vertebrata di habitat aslinya
3.   Untuk mengidentifikasi jenis hewan vertebrata yang diamati pada saat kuliah lapangan
4.   Untuk menyusun klasifikasi berbegai jenis hewan vertebrata yang diamati pada saat kuliah lapangan

C.    Waktu dan Tempat
Kuliah lapangan Taksonomi Vertebrata ini dilaksanakan pada :
Hari                 :   Minggu
Tanggal           :   12 Desember 2010
Tempat            :   Taman Marga Satwa Kinantan, Bukittinggi

D.    Deskripsi Daerah
Kuliah lapangan Taksonomi Vertebrata ini dilakukan di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) di kota Bukittinggi. Secara geografis, Bukittinggi berada pada 100,21oBT-100,25oBT dan 00,19oLS-00,76oLS. Kota ini berada pada ketinggian 909-941 meter di atas permukaan laut (mdpl). Suhu dikota ini berkisar 16,10oC hingga 24,90oC. Luas wilayahnya sekitar 25,24 km2. Bukittinggi dikelilingi oleh 3 gunung berapi, yakni gunung Singgalang, gunung Sago dan gunung Merapi. Kota yang bermoto “Saayun Salangkah” ini berjarak 90 km dari kota Padang, ibukota provinsi Sumatera Barat dan dapat ditempuh dalam 2 jam perjalanan lewat darat.
Taman Marga Satwa Budaya Kinantan yang menjadi lokasi kuliah lapangan berada sekitar 500 meter dari pusat kota Bukittinggi (telah ditentukan bahwa Jam Gadang sebagai titik nol pusat kota Bukittinggi). Dibawah ini merupakan gambar kota Bukittinggi dari ketinggian 3083 kaki (+ 1 km), diambil dengan aplikasi Google Earth. Garis putih menunjukkan jarak antara Jam Gadang dengan Jembatan Limpapeh.
a
BAB II
DASAR TEORI
A.    PHYLUM CHORDATA
Makhluk-makhluk yang termasuk Phylum ini merupakan kelompok besar yang berciri struktur pokok yang esensial dalam fase-fase hidupnya. Ciri struktur itu adalah :
1.      Chorda dorsalis atau notochord
Pada sebagian besar chordata mempunyai struktur itu dan akan terjadi spesialisasi. Penyokong tubuh itu membentuk sebagai batang dari anterior sampai ekor (cauda). Sistem saraf terletak antara saluran pencernaan dengan batang penyokong tubuh tersebut.
2.      Nerve cord (batang saraf)
Di bawah chorda dorsalis akan kita jumpai suatu pembuuh yang berisi materi lunak yang merupakan pusat sistem saraf. Pada bagian anterior terjadi diferensiasi menjadi bentuk bulatan yang disebut otak, sedang struktur dasar terdapat pada chordata fase larva atau akhir larva. Dari bantang saraf itu akan keluar tali-tali saraf yang memberikan persarafan pada bagian-bagian tubuh
3.      Brancial cleft atau Glyphus branchialis (celah insang)
Celah jerohan (viceral) merupakan bentuk yang bersifat universal yang terdapat pada semua chordata. Salah satu celah viceral itu adalah celah insang yang mempunyai hubungan yang erat dengan pernafasan. Pada Vertebrata dewasa, alat pernafasan pada bagian tertentu mengalami perubahan menjadi kelenjar endokrin atau fungsi lain, sedang pada Vertebrata tingkat rendah alat pernafasan itu juga digunakan dalam mekanisme pengambilan makanan. (Jasin, 1991 : 1-2)


4
 
            Storer dan Usinger (1961) membedakan Chordata berdasarkan ada tidaknya kranium atau otak menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1.      Acrania, yaitu kelompok Chordata yang tidak mempunyai kranium atau otak. Anggota kelompok ini meliputi tiga yaitu Subphylum Hemichordata terdiri atas classis Enteropneusta dan Pterobranchia; Subphylum Tunicata terdiri atas classis Larvacea, Asideacea, dan Thaliacea; dan Subphylum Cephalochordata hanya satu yaitu classis Leptocardii
2.      Craniata, yaitu kelompok Chordata yang memiliki kranium, archus viseral, vertebrae dan otak. Anggota kelompok ini meliputi dua, yaitu Subphylum Agnatha terdiri dari dua classis, yaitu Ostracodermi dan Cyclostomata; dan Subphylum Gnathostomata meliputi dua superclassis, yaitu Superclassis Pisces yang terdiri dari tiga classis, yaitu Placodermi, Chondrichtyes, dan Osteichtyes; dan Superclassis Tetrapoda terdiri atas classis Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.

Storer, et. al. (1979) membagi phylum Chordata menjadi tiga subphylum, yaitu :
1.      Subphylum Urochordata (Tunicata), terdiri dari tiga classis yaitu classis Larvacea, Asideacea, dan Thaliacea.
2.      Subphylum Cephalochordata, terdiri atas hanya dua genus yaitu Branchiostoma dan Asymmetron
3.      Subphylum Vertebrata, meliputi semua hewan bertulang belakang (vertebrae) terdiri dari dua superclass, yaitu Superclassis Pisces meliputi classis Ostracodermi (Cephalaspida) – Placodermi – telah punah, Chondrichtyes, Osteichtyes; dan Superclassis Tetrapoda meliputi classis Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia (Munaf, 2006 : 23)

B.     SUPERCLASSIS PISCES
Superclassis Pisces terdiri atas tiga classis, yaitu :
1.      Classis Agnatha
Ciri-ciri Agnatha :
a.       Mulut tanpa rahang (bentuk bulat)
b.      Tubuh gilig/silindris
c.       Tubuh halus tanpa sisik
d.      Rangka tubuh terdiri dari tulang rawan
e.       Tidak memiliki sirip berpasangan
f.       Cekung hidung hanya satu, terdapat pada bagian medial
g.      Insang terletak dalam kantong insang dengan celah insang di sisi lateral tubuh.
Classis Agnatha hanya mempunyai satu subclassis, yaitu Cyclostomata. Classis Agnatha memiliki dua ordo, yaitu :
a.       Ordo Myxiniformes / Myxinoidia
Mulutnya dikelilingi oleh tiga sampai empat tentakel, celah insang berjumlah 6-14 pasang. Contoh : Eptetretus stouti
b.      Ordo Petromyzontiformes / Petromyzontia
Mulut berbentuk bulat, di dalamnya ada gigi-gigi seperti parut, celah insang hanya tujuh pasang. Contoh : Petromyzon marinus (Munaf, 2006 : 27)
Mulut untuk mengisap, dikitari oleh lapisan kulit yang bersungut. Tengorak dan ruas-ruas tulang punggung terdiri dari tulang rawan. Ruas-ruas tulang punggung itu melindungi chorda (notochord) dan batang saraf punggung (sumsum tulang punggung). Jantung terdiri dari dua ruangan : 1 atrium dan 1 ventrikel. Sel darah terdiri dari dua macam : sal darah putih (leukosit) dan sel darah merah (Yatim, 1985 : 193)

2.      Chondrichtyes
Ciri–ciri :
a.       Rangka dari tulang rawan
b.      Ada yang bersisik dan ada yang tidak bersisik
c.       Celah insang ada yang satu pasang, lima pasang atau tujuh pasang, letak celah insang lateral, ventral
d.      Mulut terletak pada sisi ventral
e.       Ada yang memiliki spirakulum dan ada yang tidak
f.       Sirip berpasangan
g.      Tidak memiliki gelembung udara (pneumatosis)
h.      Ada yang memiliki kloaka dan ada yang tidak
i.        Alat kelamin luar, jantan memiliki alat kelamin luar yang disebut myxopterigium/clasper/gonopodium
j.        Lubang hidung sepasang (Munaf, 2006 : 30)

Klasifikasi classis Chondrichtyes :
a.       Subclassis Elasmobranchii
Terdiri dari dua ordo :
1)      Squaliformes
Bagian sisi depan sirip dada tidak berlekatan dengan bagian lateral kepala. Contoh : Squalua acanthias
2)      Rajiiformes
Bagian sisi depan sirip dada berlekatan dengan bagian lateral kepala. Contoh : Raja erinacea
b.      Subclassis Holocephalii
Ciri-ciri :
1)      Celah insang sepasang pada sisi lateral
2)      Tidak memiliki spirakulum
3)      Tidak memiliki sisik placoid
4)      Anterior sirip dada tidak melekat pada lateral kepala
Contoh : Chimaera monstrosa (Munaf, 2006 : 30-31)

3.      Osteichtyes
Ciri-ciri :
a.       Rangka dari tulang sejati
b.      Mulut pada ujung moncong
c.       Sirip berpasangan
d.      Cekung hidung (fovea nasalis) satu pasang dan umumnya tidak bermuara pada mulut
e.       Jenis sisik cycloid, ctenoid, ganoid, rhomboid
f.       Gelembung renang (pneumatocist)

Classis Osteichtyes mempunyai tiga subclassis, yaitu :
a.       Sarcopterygii
Ciri-cirinya :
1)      Sirip-sirip yang berpasangan mempunyai bagian pangkal yang berdaging, bagian itu di dalamnya disokong oleh elemen-elemen tulang yang kuat
2)      Fovea nasalis ada yang bermuara dalam mulut, ada yang tidak
Subclassis Sarcopterygii terdiri dari dua ordo, yaitu :
1)      Ordo Coelacanthiformes
Lubang hidung bermuara dalam rongga mulut. Contoh : Latimeria chalumuae
2)      Dipteriformes (Dipnoi)
Ikan berparu-paru, sisik-sisik bermodifikasi menjadi tulang-tulang dermal yang menutup kepala, rahang, dan lengkung dada. Sisik-sisik yang lain bertipr sikloid, mempunyai tutup insang, mempunyai gelembung udara, dan mempunyai kloaka. Contoh : Lepidosiren dan Protopterus
b.      Branchiopterygii
Ciri-cirinya :
1)      Sisik tebal berbentuk rhomboid
2)      Pangkal sirip menyempit, tertutup oleh sisik
3)      Sirip punggung tersusun atas delapan atau lebih lembaran sirip yang tersusun berderet-deret ke belakang, masing-masing lembar sirip diperkuat oleh adanya satu spinna.
Subclassis Branchiopterygii hanya terdiri dari satu ordo, yaitu ordo Polypteriformes dengan ciri-ciri mempunyai sirip banyak. Contoh : Polypterus bichir (Munaf, 2006 : 33-35)
c.       Actinopterygii
Ciri-ciri :
1)      Sirip yang berpasangan, tidak memiliki pangkal yang menonjol di tubuh, sehingga lembar sirip yang ada di luar tubuh hanya disokong oleh jari-jari sirip
2)      Sisik-sisik umumnya tilakoid/ganoid
3)      Ekor bertipe homocercal/bicercal
Subclassis Actinopterygii terdiri dari atas 15 ordo, yaitu :
1)      Acipenseriformes
Tubuh tertutup oleh lima baris kepingan tulang, moncong panjang/memanjang, ekor heterocercal. Contoh : Acipenser oxyrhynchus
2)      Amiiformes
Sirip ekor termasuk diphicercal pendek, dalam pangkal sirip terdapat tulang radius yang berlekatan dengan scapulacoracoid. Contoh : Amia calva
3)      Lepidossteiformes
Sisik ganoid, moncong sangat panjang, lubang hidung pada ujung moncong, sirip ekor adalah diphicercal pendek. Contoh : Lepidosteus ossens
4)      Clupeiformes
Sisik cycloid, sirip ekor homocercal, sirip dubur dan sirip punggung tanpa spinna. Contoh : Clupea harengus
5)      Scopeliformes
Sirip dorsal dua buah, mulut besar banyak mengandung gigi, punya alat penerangan (hidup di dasar laut). Contoh : Harpodon nehereu
6)      Cypriniformes
Mempunyai gelembung udara yang berhubungan dengan esofagus, sehingga ikan ini bersifat physostomi. Jika gelembung udara tidak berhubungan dengan esofagus, maka sifatnya adalah physochsty. Sirip-sirip tanpa spinna atau jika ada hanya sebuah, baik pada punggung maupun dada, sirip perut terletak di daerah abdomen. Contoh : Cyprimus carpio(ikan mas)
7)      Anguiliformes
Tubuh memanjang dan silindris dengan ekor pipih bilateral. Sirip punggung, sirip dubur panjang dan sempit, bertemu di bagian belakang. Mempunyai satu pasang atau lebih sirip dada. Semua sirip yang ada tanpa spinna. Contoh : Anguilla bicolor
8)      Beloniformes
Tubuh agak memanjang dan pipih. Sisik sikloid, sirip-sirip tanpa spinna, sirip perut terletak abdominal. Di antara anggota-anggota ada yang dapat digunakan untuk terbang di atas permukaan air, seperti ikan terbang. Contoh : Exocoetus pecilopterus
9)      Sygnathiformes
Rahang atas dan rahang bawah bersatu membentuk bangunan seperti buluh. Sisik-sisik berupa cincin-cincin tulang. Mulut terletak di ujung moncong yang seperti buluh itu. Contoh : Hippocampus kuda (kuda laut)
10)  Oppiocephaliformes
Kepala pipih dorsoventral, sisik sikloid dan relatif besar, gelembung renang sangat panjang, insang mempunyai bangunan tambahan yang mampu mengambil oksigen dari udara, seperti ikan gabus sering muncul di permukaan air untuk menyerap udara. Contoh : Ophiocephalus striatus
11)  Synbranchiformes
Celah insang tunggal, terletak pada sisi ventral. Tubuh memanjang silindris dan makin ke arah caudal makin kecil. Tidak memiliki sirip dada.tidak mempunyai sisik. Sirip dorsal, ekor, dan dubur bersatu. Contoh : Monopterus albus (belut)
12)  Perciformes
Memiliki sirip punggung dua buah, sirip mempunyai spinna, sirip perut di daerah dada (pectoral). Contoh : Perca flavesceus
13)  Pleuronectiformes
Bentuk tubuh pipih dorsoventral, mata terletak pada sisi dorsal, mulut pasa salah satu tempat bagian samping. Contoh : Hippoglossoides platessoides
14)  Echeneiformes
Termasuk ikan kecil. Sirip punggung dua buah, sirip depan mengalami modifikasi menjadi alat pelekat untuk melekat pada ikan hiu atau hewan lain. Contoh : Echneis nanocrates (ikan remora)
15)  Tetraodontiformes
Sisik mengalami modifikasi menjadi bangunan seperti spinna. Dinding tubuh berupa lempeng tulang. Celah insang kecil. Contoh : Tetradon sp. (Munaf, 2006 : 36-43)
           
C.    CLASSIS AMPHIBIA
Ampibia merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang mewarisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan dengan tekanan yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam ventrikel tunggal, jantung yang beruang tigaitu agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam efisiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi lingkungan darat yang keras dan lebih banyak berubah-ubah (Kimball, 1999 : 931)
Nenek moyang amfibi modern berevolusi sekitar 400 juta tahun lalu dari yang bernafas di udara, air tawar, ikan bersirip daging, yaitu Sarcopterygii. Seperti namanya, amfibisebagian hidup di air dan sebagian lagi di darat,tidak  pernah bertualang jauh dari habitat lembab. Sebagian besar amfibi bertelur di dalam air. Larva, yang bernafas dengan insang, yang dikenal sebagai kecebong (polywogs). Beberapa amfibidiragukan dengan reptil. terutama kadal, karenakesamaan umum bentuk tubuh. Namun, hampir semuareptil dimiliki skaladan tidak berlendir, sedangkan amfibi biasanyamemiliki kulit, muluslicin tanpa sisik(Boolotian, 1981: 361)
Ciri-ciri khusus :
1.      Kulit selalu basah dan berkelenjar (yang masih senang di air atau dekat air), tidak bersisik luar
2.      Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang; berjari 4-5 atau lebih sedikit; tidak bersirip
3.      Terdapat dua buah nares (lubang hidung sebelah luar) yang menghubungkan dengan cavum oris. Padanya terdapat klep untuk menolak air (waktu dalam air). Mata berkelopak yang dapat digerakkan; lembar gendang pendengarterletak di sebelah luar. Mulut bergigi dan berlidah yang dapat dijuurkan ke muka.
4.      Skeleton sebagian besar berupa tulang keras, tempurung kepalanya memiliki dua condyl; bila memiliki costae (tulang rusuk) tidak menempel pada sternum (tulang dada)
5.      Cor terbagi atas tiga ruang, yakni dua ruang auricula (serambi) dan satu ruang ventriculum (bilik), mempunyai satu atau tiga pasang archus aorticus; erythrocyt berbentuk oval dan bernukleus.
6.      Pernafasannya dengan insang, paru-paru dan kulit atau celah mulut (rima oris). Pernafasan itu dapat terpisah atau kombinasi paru-paru dan kulit atau insang kulit. Insang terdapat dalam beberapa fase dalam sejarah hidupnya; memiliki pita suara baik pada kintel maupun pada katak.
7.      Otak memiliki 10 pasang nervi cranialis
8.      Suhu tubuh tergantung pada lingkungannya (poikilotermis)
9.      Fertilisasi terjadi di luar atau di dalam tubuh, kebanyakan ovipar; berkuning telur (yolk) dan terbungkus oleh zat gelatin; membelah secara holoblastis; tidak memiliki membrana embryonic. Larva yang hidup di air mengalami fase metamorphosis menjadi hewan dewasa (Jasin, 1991 : 73-74)

Klasifikasi Amphibia dapat dibagi menjadi empat ordo, yaitu :
1.      Ordo Apoda
Tubuh berbentuk panjang, gilig, langsing seperti cacing. Tidak mempunyai tungkai maupun gelang panggul, mata praktis buta. Kulit beralur-alur transversal sehingga seakan-akan kulit itu berkerut. Bersisik kecil menempel di dalam alur-alur kulit. Hewan jantan memiliki alat kelamin luar. Tengkorak padat, dan merupakan modifikasi yang sesuai dengan kehidupan di dalam saluran-saluran tanah. Ordo ini mencakup satu familia Caeciliidea dengan contoh spesies Ichtyophis glutinosa
2.      Ordo Trachystomata
Ordo ini mencakup dua genus yang maju yaitu Siren dan Pseudobranchus dan sejumlah anggota yang telah punah yang hidup pada jaman Kreta. Anggota Trachystomata umumnya diklasifikasikan bersama dengan anggota Caudata, tetapi sebenarnya menunjukkan perbedaan yang jelas dengan salamander, terutama struktur vertebranya yang menyerupai aistopoda dan nectridia. Bentuk tubuhnya seperti sidat, pada vertebra ekor dan arcus-arcusnya melebar, tungkai belakang tidak ada, tungkai depan sangat kecil. Pada fosil-fosil Trachystomata tidak ditemukan adanya tungkai. Hal ini mungkin disebabkan karena gelang bahu terpisah dari rangka yang ada sehingga tulang tungkai terpisah dari sisa-sisa tubuh pada waktu hewan mati.
3.      Ordo Caudata (Urodela)
Ordo ini memiliki ciri-ciri tubuh dapat dibedakan atas kepala, badan, ekor dan tungkai. Kulit tidak bersisik. Hewan ini bergigi pada kedua rahangnya. Larva mirip dengan hewan dewasa.
Salamander maju memiliki ciri tubuh : tubuh langsing, ekor langsing, tungkai agak lemah. Seperti halnya keompok amfibi maju, anggota Caudata juga menunjukkan kecenderungan adanya penyusutan tulang-tulang tengkorak.
Metamorphosis ditandai dengan munculnya tungkai belakang, berkembangnya paru-paru, terabsorbsinya insang luar, menutupnya celah insang. Setelah metamorphosis tidak banyak mengalami perubahan struktur dan kebiasaanya, tidak seperti katak. Beberapa anggota Caudata tetap mempertahankan insang luarnya sepanjang hidup, meskipun paru-paru berkembang. Anggota Plethodontidae kehilangan insangnya, tetapi paru-paru tidak berkembang.
4.      Ordo Anura
Anggota ordo Anura memiliki ciri-ciri tubuh pendek lebar dan kaku, kepala dan badan bersatu, tanpa leher dan ekor, tungkai depan lebih kecil dan lebih pendek daripada tungkai belakang (Munaf, 2006 : 59-60, 63).
Kebanyakan permukaan atas dari tubuh Anura tidak seluruhnya tertutup tulang. Bagian dari kondrokranium masih belum mengeras, hanya daerah oksipital dan eksoksipitalnya mengeras, dan masing-masing memiliki kondile bersambung dengan vertebrae pertama (Sukiya, 2001 : 31)

D.    CLASSIS REPTILIA
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru (http://ksh.biologi.ugm.ac.id).
Sisik atau squamata pada Reptilia terjadi oleh hasil cornifikasi stratum corneum. Jadi berarti terjadi dari lapisan epidermis bukan dari dermis. Tetapi walaupun demikian ia tidak akan terbentuk tanpa aktivitas dermis. Aktivitas ini berupa penonjolan dermis untuk membentuk papila dermis. Papila ini tumbuh miring ke arah posterior. Kemudian pada permukaan luarnya terjadi cornifikasi (Suntoro, 1994 : 141)
Ciri-ciri khusus :
1.      Tubuh dibungkus oleh kulit kering yang menanduk (tidak licin) biasanya dengan sisik atau bercarapace, beberapa ada yang memiliki kelenjar permukaan kulit
2.      Mempunyai dua pasang anggota yang masing-masing 5 jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk berlari, mencengkeram dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya
3.      Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna, tempurung kepala mempunyai satu condylus occipitalis
4.      Jantung tidak sempurna, terdiri atas 3 ruangan, dua auricula dan sebuah ventriculus (pada Crocodilia terpisah menjadi dua, tapi masih berlubang yang disebut foramen panizzae). Terdapat sepasang archus aorticus, ber-erythrocyt dengan bentuk oval dan dengan nukleus.
5.      Pernafasan selalu dengan paru-paru; pada penyu bernafas juga dengan cloaca
6.      Memiliki 12 nervi cranialis
7.      Suhu tubuh tergantung pada lingkungan
8.      Fertilisasi terjadi di dalam tubuh; biasanya mempunyai alat kopulasi; telur besar dengan banyak yolk, berselaput kulit lunak atau bercangkok tipis. Telur biasanya diletakkan di suatu tempat dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh sang betina
9.      Segmentasi secara meroblastis, mempunyai membran embryonis (amnion, chorion, yolksacc dan allanthois). Anak yang lahir/menetas mirip dengan yang dewasa, tidak ada metamorphose (Jasin, 1991 : 100-101)
10.  Pembagian columna vertebralis (tulan punggung) menjadi lima daerah tertentu seperti halnya pada mamalia mulai tampak yang pada buaya pembagian ini sudah sempurna
11.  Ginjal bertipe metanefros seperti pada burung dan mamalia (Munaf, 2006 : 77)
Reptilia mencakup 19 ordo, empat diantaranya yang anggota-anggotanya masih hidup ialah :
1.      Ordo Testudinata
Tubuh bulat pipih dan umunya relatif besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung disebut carapace, sedangkan perisai sebelah ventral datar disebut plastrton. Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian laterla bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk sebagai gantinya. Tulang quadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Costae biasanya menjadi satu dengan perisai. Ovipar, telur diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak baik di darat maupun di air. Cloaca dapat berfungsi membantu pernafasan di dalam air. Contoh : Chelonia mydas (penyu hijau)
2.      Ordo Rhynchocephalia
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit tanduk dan bersisik, bergranula; punggungnya berduri pendek. Tulang rahangnya mudah digerakkan. Columna cerebralisnya adalah amphicoel, memiliki costae abdominalis. Contoh yang masih hidup yng terdapat di Australia : Sphenodon punctatum(tuatara)
3.      Ordo Squamata
Kulit dilapisi oleh epidermis yang menanduk atau dibungkus oleh zat tanduk. Hubungan rahang bawah dengan tulang quadrat pada cranium bebas. Columna vertebralisnya adalah procoel. Hemipenis adalah ganda. Muara anus adalah transversal.
a.       Subordo Sauria / Lacertilia
Tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang ekstremitas, atau teredusir. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic girdle) tumbuh baik. Contoh : Varanus komodoensis (komodo), Maboya multifasciata (kadal)
b.      Subordo Serpentes / Ophidia
Tubuh tidak memiliki ekstremitas, walaupun sisanya ditemukan pada spesies tertentu. Mandibula terikat seluruhnya dengan ligament; gigi bulat panjang; di antara spesies yang berbisa memiliki gigi taring, taring atas yang berfungsi sebagai alat penyuntik “bisa”. Contoh : Naya tripudont (ular kobra)
4.      Ordo Crocodilia / Loricata
Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek dengan jari-jari berselaput tebal (web), ekor panjang, kulit tebal dan mengalami kornifikasi. Jantung terbagi atas 4 ruangan terpisah. Ovipar. Telinga berlubang kecil. Contoh : Crocodylus americanus (Jasin, 1991 : 108-111)

E.     CLASSIS AVES
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisirpantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya (http://id.wikipedia.org/wiki/Burung)
Perbedaan utama antara burung danreptil berkaitan denganadaptasi burung yang melibatkan penerbangan danendothermy (homeothermy). Kedua fungsi unggasfundamental adalah sangat tergantung pada strukturbulu. Evolusi bulusebagai derivat epidermiskhusus dan modifikasibulu untuk berbagai fungsi, oleh karena itu, proses kuncidalam radiasi adaptifdan keberhasilan ekologiburung sebagai sebuah kelas. Mungkin tidak dalamkelompok besar lainnyavertebrata telah sukses secara evolusi begitu ditentukanoleh penampilan darifitur struktural tunggalseperti dalam kasusburung dengan bulu-bulu mereka sangat dimodifikasi(Mc.Farland, 1979 : 536)
Ciri-ciri khusus :
1.      Tubuh terbungkus oleh bulu
2.      Mempunyai dua pasang anggota (ekstremitas), anggota anterior (sepasang) mengalami modifikasi sebagai sayap, sedang sepasang anggota posterior disesuaikan untuk hinggap dan berenang (web) masing-masing kaki berjari 4 buah; cakar terbungkus oleh kulit yang menanduk dan bersisik.
3.      Skeleton kecil dan baik, kuat dan penulangannya sempurna; pada mulut terdapat bagian yang terproyeksi sebagai paruh atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh lapisan zat tanduk; pada burung yang terdapat pada masa kini tidak bergigi; tempurung kepala memiliki sebuah condylus occipitalis; lehernya sangat fleksibel; tulang-tulang pembentuk pelvicus bersenyawa dengan sejumlah vertebrae tapi sebelah ventral terbuka; tulang sternum membesar dan biasanya memiliki suatu cuatan sebelah median, jumlah vertebrae ekor sedikit dan mengalami pemadatan
4.      Cor terdiri atas 4 ruangan yakni dua auricula; hanya archus aorticus kanan yang masih ada, erythrocyt berinti, berbentuk oval dan convex
5.      Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak, yang menempel pada costae dan berhubungan dengan kantung udara (saccus pneumaticus) yang meluas pada alat-alat dalam; memiliki kotak suara atau syrinx pada dasar trachea
6.      Tidak memiliki vesica urinaria; zat-zat eksresi setengah padat; pada hewan betina biasanya hanya memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri
7.      Memiliki 12 nervi cranialis
8.      Suhu tubuh tetap (homoiothermis)
9.      Fertilisasi terjadi di dalam tubuh; telur memiliki yolk besar terbungkus oleh cangkok yang keras, untuk meneas diperlukan pengeraman; segmentasi meroblastis, memiliki membran embryonica (amnion, chorion, yolksacc, dan allanthois) semua perkembangan dalam telur. Anak-anaknya yang masih muda dierami, disuapi makanan dan dijaga oleh induknya, kecuali pada Megapoda (Jasin, 1991 : 113-114)
Aves terbagi ke dalam dua subclassis, yaitu :
1.      Subclassis Archaeornithes
Burung-burung yang masih mempunyai beberapa sifat Reptilia. Burung-burung dari subclassis ini semuanya sudah punah. Contoh : Archaeopteryx lithografis
2.      Subclassis Neornithes
Sering disebut burung sebenarnya, dibagi atas :
1)      Struthioniformes
Contoh :  Struthio camelus
2)      Casuariiformes
Contoh : Casuarius casuarius (kasuari)
3)      Aephyornithiformes
Contoh : Aephyormis (burung gajah)
4)      Dinorthiformes
Contoh : Dinornis sp.
5)      Apterygiformes
Contoh : Apteryx australis (burung kiwi)
6)      Rheiformes
Contoh : Rhea americana
7)      Galliformes
Contoh : Gallus gallus (ayam)
8)      Columbiformes
Contoh : Columba livia (merpati)
9)      Strigiformes
Contoh : Bubo virgianus (burung hantu)
10)  Ciconiformes
Contoh : Ardea herodrias
11)  Anseriformes
Contoh : Anas platyrhynchos (itik)
12)  Passiformes
Contoh : Leocopisar rotchildi (jalak bali)
13)  Falconiformes
Contoh : Falco peregrinus (elang)
14)  Tinamiformes
Contoh : Eudromia elegans
15)  Podicipediformes
Contoh : Podiceps cristalis
16)  Gaviiformes
Contoh : Gavia immer
17)  Sphenisciformes
Contoh : Aptenodytes forsteri
18)  Procellariformes
Contoh : Diomedea nigripes (albatros)
19)  Pelecaniformes
Contoh : Pelecanus consipicillasis (pelikan)
20)  Gruiformes
Contoh : Turnix suscicator (puyuh)
21)  Charadriformes
Contoh : Larus marinus
22)  Psittaciformes
Contoh : Psittacula alexandrii
23)  Cucuformes
Contoh : Cuculus canorus
24)  Caprimulgiformes
Contoh : Caprimulgus vociferus
25)  Apodiformes
Contoh : Colibri coruscans
26)  Trogoniformes
Contoh : Trogon viridis
27)  Colliformes
Contoh : Colius macrourus
28)  Coraciiformes
Contoh : Buceros bicornis
29)  Piciformes
Contoh : Dinopium javanense (Jasin, 1991 : 133-136; Munaf, 2006 : 92-107)

F.     CLASSIS MAMMALIA
Ada beberapa mamalia yang bertelur, seperti ikan guppy dan hiu martil. Hal ini karena tidak melahirkan bukanlah ciri utama hewan mamalia. Tapi adalah soal menyusui dan memiliki kelenjar susu pada betina tadi merupakan ciri utamanya. Hewan mamalia memiliki beberapa ciri, misalnya memunyai jantung dengan empat ruang, tubuhnya ditutupi bulu, ujung telinganya bercuping (lancip), memiliki kelenjar peluh, dan bernapas melalui paru-paru.
Mamalia terdiri dari 5.487 spesies dari 46 ordo. Diketahui saat ini hampir 25 persen spesies mamalia terancam punah. Sedikitnya 1.141 spesies menyusut drastis. Populasi spesies yang paling menurun jumlahnya adalah jenis primata Asia, misalnya gajah. Hal itu terjadi karena rusaknya hutan tempat gajah liar tinggal. Di sisi lain, hewan mamalia merupakan hewan yang dikenal paling dapat bertahan dari perubahan lingkungan sehingga berumur panjang. Hal ini disebabkan karakter hewan ini paling variatif.
Bukan hanya tersebar sebagai hewan darat, air, dan udara. Ukurannya yang beraneka ragam, terkecil (2,5-12 sentimeter) hingga terbesar (33 meter) memiliki sehingga dapat tinggal di tempat dengan berbagai karakter dan cuaca. Mulai dari gua, lubang, tempat sempit, laut, hingga gurun pasir, hingga padang rumput. Beberapa hewan lain yang termasuk jenis mamalia di antaranya adalah harimau, orang utan, rusa, ikan paus, tikus, hiu, kelinci, kanguru, kelelawar, tapir, dan unta. Diketahui enam dari 10 hewan paling cerdas berasal dari kelompok mamalia (http://www.koran-jakarta.com)
Mammalia diduga berasal dari reptil Sinodon (periodik Triassik) yang gigi-giginya berdiferensiasi. Mammalia pada zaman itu kecil, tetapi kemudian terbentuk mammalia yang besar-besar. Marsupialia dan insektivora muncul dalam zaman Kretaseus. Mammalia berplasenta diduga berasal dari mammalia insektivora (Brotowidjoyo, 1990 : 233)
Ciri-ciri khusus :
1.      Tubuh biasanya diliputi bulu atau rambut yang lepas secara periodik. Kulit banyak mengandung kelenjar, yaitu kelenjar sebacius, keringat, bau dan susu
2.      Cranium (tulang tempurung kepala) memiliki dua occipitale condyle; vertebrae leher biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor biasanya panjang dan dapat digerak-gerakkan.
3.      Regio nasalis (bagian dari hidung) umumnya silindris; mulutnya mengandung gigi (jarang tidak terdapat) yang tertanam dalam kantung (alviola). Gigi itu terletak pada kedua belah rahang dan berdiferensiasi sesuai dengan makanannya, lidah mudah digerak-gerakkan, memiliki pelupuk mata yang mudah digerakkan; alat pendengar memiliki daun telinga.
4.      Memiliki empat anggota atau kaki (kecuali anjing laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang); masing-masing kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan keperluan berjalan, lari, memanjat, membuat lubang atau berteracak dengan bantalan-bantalan daging
5.      Cor (jantung) sempurna terbagi atas empat ruangan (dua auricula, dua ventricula); hanya archus sinistrum masih ada; erythrocytnya tidak berinti, biasanya bulat
6.      Pernafasan hanya dengan pulmo (paru-paru), larynx mempunyai tali suara; memiliki musculus diaphragmaticus yang sempurna memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis
7.      Memiliki vesika urinaria, hasil ekskresi berupa cairan urin
8.      Memiliki 12 nervi cranialis; otak berkembang baik. Kedua cerebrum dan cerebellum besar
9.      Suhu tubuh tetap (homoiothermis)
10.  Pada hewan jantan memiliki alat kopulasi berupa penis; testis umunya terdapat dalam scrotum yang terletak di luar abdomen. Fertilisasi terjadi di dalam; telur biasanya kecil tanpa cangkok dan tinggal dalam uterus untuk tumbuh selanjutnya; memiliki membran embryonyca (amnion, chorion, yolksacc, dan allanthois); biasanya memiliki placenta yang menghubungkan embryo dengan dinding uterus yang digunakaan untuk nutrisi dan respirasi; anaknya diasuh setelah lahir dan disusui (Jasin, 1991 : 137-138)
Classis Mammalia dibedakan atas dua subclassis, yaitu :
1.      Subclassis Prototheria
Anggota suclassis ini mempunyai ciri-ciri yaitu tidak punya daun telinga, hewan muda bergigi hewan dewasa berparuh, mempunyai kloaka, kelenjar susu tanpa puting, testes abdominal (terletak di dalam rongga abdomen, tidak turun ke dalam kantung buah zakar), bersifat ovipar. Tersebar di daerah Australia, Tasmania dan Irian. Subclassis ini hanya mencakup satu ordo Monotremata dengan dua contoh spesies : Ornithorhynchus (cungur bebek) dan Echidna.
2.      Subclassis Theria
Anggota subclassis ini mempunyai ciri-ciri yaitu umumnya mempunyai daun telinga, gigi-gigi terdapat baik pada hewan muda maupun hewan dewasa, tanpa kloaka, kelenjar susu dengan puting, testes umumnya terletak di dalam kantung buah zakar, bersifat vivipar.
Subclassis ini dibedakan atas dua infraclassis, yaitu :
a.      Infraclassis Metatheria
Anggota dari infraclassis ini memiliki ciri khas yaitu hewan betina mempunyai kantung di bawah perut, kelenjar susu terdapat di dalam kantung, embrio tanpa placenta (uri), anak yang dilahirkan prematur. Infraclassis ini hanya mencakup satu ordo, yaitu Marsupialia. Contoh : Macropus (kanguru)
b.      Infraclassis Eutheria
Anggota infraclassis ini mempunyai ciri khas yaitu tanpa kantung, testes terletak di dalam kantung buah zakar, embrio dengan placenta, anak yang dilahirkan sudah berkembang lebih jauh. Infraclassis ini mencakup 16 ordo, yaitu :
1)      Ordo Insectivora
Anggota ordo ini mempunyai ciri-ciri yaitu ukuran kecil, berambut halus seperti beludru, moncong panjang dan pipih, tiap kaki berjari lima, gigi runcing dan tajam dapat dibedakan atas gigi seri, taring depan dan taring belakang, placenta berbentuk bulat (discoidal), hewan darat yang aktif di waktu malam (nocturnal).
Ordo ini mencakup sejumlah familia, salah satunya ialah familia Soricidae. Contoh : Crocidura fuliginosa
2)      Ordo Dermoptera
Anggota-anggotanya mempunyai ciri khas yaitu mempunyai lipatan kulit yang membentang mulai dari sisi kepala ke tungkai depan, ke samping badan teru ke tungkai belakang sampai ekor, aktif di waktu malam, dapat melayang di udara. Ordo ini hanya mencakup satu familia Cynocephalidae dengan contoh spesies Cynocephalus variegates (kubung)
3)      Ordo Chiroptera
Anggota-anggotanya mempunyai ciri khas yaitu tungkai depan berubah menjadi sayap untuk terbang, sayap disokong oleh jari kedua dan kelima yang memanjang, tungkai belakang lemah, masing-masing berjari lima yang ujungnya bercakar dan runcing; mata kecil penglihatan lemah; daun telinga jelas; aktif di waktu malam. Contoh : Pteropus vampirus (keluang)
4)      Ordo Primata
Memiliki ciri-ciri yaitu tubuh tertutup oleh rambut, tungkai-tungkainya sedikit banyak bersifat prehensil, kelima jari dilengkapi kuku yang pipih, ibu jari lebih pendek daripada yang lain, cara berjalan plantigrad, orbita bulat menghadap ke depan dan dikelilingi cincin tulang, biasanya mempunyai tulang selangka, testes terletak dalam kantung buah zakar, kelenjar susu sepasang di daerah dada (pectoral) dengan puting susu, placenta discoidal (bulat) atau metadiscoidal, hidup arboreal. Contoh : Hylobates lar (owa)
5)      Ordo Edentata
Anggota ordo ini mempunyai ciri-ciri yaitu ada yang mempunyai gigi dan ada yang tidak, bila bergigi tidak mempunyai gigi seri dan taring, jari-jari bercakar, testes abdominal. Contoh : Bradypus sp.
6)      Ordo Pholiodota
Mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh tertutup oleh sisik-sisik dari bahan tanduk tersusun rumpang tindih, rambut-rambut terletak di antara sisik-sisik, moncong memanjang, tanpa gigi sama sekali, lidah panjang lekat dan dapat dijulurkan, telinga mereduksi, tungkai pendek masing-masing berjari lima, pada tungkai depan cakar tumbuh memanjang,aktif di waktu malam, suka menggali lubang. Contoh : Manis javanicus (trenggiling)
7)      Ordo Lagomorpha
Mempunyai ciri-ciri yaitu pada rahang atas terdapat dua pasang gigi seri yang tersusun di depan dan dua di belakang, tidak memiliki taring, tulang kering dan tulang betis bersatu, testes terdapat di dalam kantung buah zakar (skrotum), ekor pendek, telapak kaki berambut, jari-jari kaki belakang bercakar. Contoh : Nesologus aetscheri(kelinci sumatra)
8)      Ordo Rodentia
Mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh kecil, tungkai berjari lima masing-masing bercakar, gigi seri pada rahang atas hanya sepasang berbentuk seperti pahat, tumbuh terus, tanpa taring. Testes abdominal, placenta discoidal. Contoh : Ratus sabanus
9)      Ordo Cetacea
Memiiki ciri-ciri yaitu tubuh berbentuk umparan menyerupai ikan, rambut-rambut hanya terdapat di daerah moncong, kepala besar seringkali runcing, tanpa leher, mata dan lubang telinga sangat kecil, lubang hidung di sisi dorsal kepala, tungkai depan berubah menjadi alat seperti dayung, jari-jari terbungkus kulit, tanpa cakar, tungkai belakang tidak ada, ekor panjang ujungnya berkedudukan horizontal dan terbelah menjadi dua bagian kiri-kanan yang simetris, sirip punggung terdapat pada beberapa jenis, berdaging tanpa disokong oleh elemen-elemen tulang, di bawah kulit terdapat lapisan lemak yang tebal, tengkorak berpori-pori seperti spons dan mengandung lemak, testes abdominal. Contoh : Orsaella brevirostris (pesut)
10)  Ordo Carnivora
Mempunyai ciri-ciri yaitu gigi-gigi dengan tepi yang tajam, taring besar, gigi seri kecil berjumlah 6 pada tiap rahang, jumlah kaki pada tiap kaki tidak kurang dari empat dan pada ujungnya bercakar runcing dan tajam, kelenjar susu abdominal. Contoh : Felis bengalensis(kucing hutan)
11)  Ordo Tubulidentata
Memiliki ciri-ciri yaitu tubuh kaku menyerupai babi, kulit sangat tebal tertutup oleh rambut-rambut yang jarang-jarang, moncong panjang, tubular (berbentuk bulat, daun telinga panjang, tegak dan runcing. Contoh : Orycteropus afer.
12)  Ordo Probosicidea
Mempunyai ciri-ciri yaitu bertubuh besar, mempunyai belalai, lubang hidung di ujung belalai, kulit tebal, rambut tersebar, mata kecil, tekinga lebar, tungkai besar menyerupai tiang, kaki berjari lima, gigi seri atas berubah menjadi gading, tidak bertaring. Contoh : Elephas indicus (gajah asia)
13)  Ordo Hyracoidea
Mempunyai ciri-ciri yaitu bibir atas terbelah, daun telinga pendek, ekor sangat mereduksi, kaki depan berjari empat, kaki belakang berjari tiga, testes abdominal, mamae enam pasang, empat pasang di daerah inguinal (lipat paha) dan dua pasang di daerah axillar (ketiak). Contoh : Hyrax sp.
14)  Ordo Sirenia
Mempunyai ciri-ciri persamaan tubuh berbentuk kumparan, tungkai belakang tidak ada, tungkai depan berubah menjadi alat menyerupai dayung, ekor pipih horizontal terbelah menjadi bagian kiri-kanan, lubang hidung terletak pada sisi dorsal moncong, testes abdominal, mamae satu pasang di daerah pectoral. Contoh : Halicore dugong (ikan duyung)
15)  Ordo Perissodactyla
Mempunyai ciri-ciri yaitu ukuran tubuh besar, jari-jari berteracak, jari tengah kaki-kakinya tumbuh membesar dan menjdai tumpuan berat badannya, mamae di daerah inguinal. Contoh : Tapirus indicus (tapir)
16)  Ordo Artiodactyla
Mempunyai ciri-ciri persamaan yaitu kaki depan dan kaki belakang mempunyai jari-jari sedikitnya satu pasang, umumnya dua pasang, masing-masing kaki berteracak, mamae satu pasang atau beberapa pasang, bila satu pasang terdapat di daerah inguinal, bila beberapa pasang di daerah abdominal. Contoh : Sus barbatus (babi hutan) (Munaf, 2006 : 110-122)



BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL PENGAMATAN, KLASIFIKASI DAN PEMBAHASAN
1.      Classis Mammalia
a.       Cervus unicolor(Rusa air)
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Artiodactyla
Familia            : Cervidae
Genus              : Cervus
Species            : Cervus unicolor(Rusa air)
Deskripsi :
Rusa sambar adalah sejenis rusa yang ukuran tubuhnya termasuk besar. Berasal san menempati padang rumput yang ditumbuhi pepohonan dan hutan bersemak di Sumatra dan Kalimantan
Ciri – ciri :
  1. Ciri yang menonjol adalah tubuhnya yang termasuk besar dan bulunya yang kasar berwarna Coklat muda mendekati warna pasir
  2. Tinggi Rusa sambar dari kaki sampai dengan punggung antara 102 – 160 cm, dengan panjang ekor 20 – 40 cm
  3. Berat badan Rusa sambar dewasa bisa mencapai 546 kg
  4. Hidup dengan kelompok yang kecil antara 5 – 6 ekor, yang terdiri dari 1 ekor Rusa sambar jantan, betina dan anak–anaknya

28
 
Satwa ini di Kalimantan lebih dikenal dengan sebutan “payau”. Selain di Kalimantan, Rusa sambar dapat pula dijumpai di Sumatera dan Sulawesi. Binatang ini sangat memerlukan tempat hidup yang banyak sumber air. Oleh sebab itu, biasanya mereka hidup di padang rumput tepi sungai atau rawa-rawa di hutan. Binatang bertanduk indah ini memiliki ukuran tubuh yang dapat mencapai tinggi 160 cm dengan berat badan mencapai 300 kg. Karena keindahan tanduk dan juga dagingnya yang merupakan sumber lemak bagi masyarakat pedalaman, binatang ini banyak diburu. Akibat dari kegiatan yang bertentangan dengan hukum ini, populasi satwa rusa sambar di habitat alaminya semakin menurun. Ini bisa dilihat dari hasil inventarisasi tahun 1985 yang menunjukkan bahwa rusa sambar bisa dijumpai di hampir seluruh kawasan TN Kutai. Namun, saat ini kondisinya sudah sangat jauh berbeda. Rusa sambar sangat sulit dijumpai.
b.      Axis axis(Rusa tutul)
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Artiodactyla
Familia            : Cervidae
Genus              : Axis
Species            : Axis axis(Rusa tutul)
Deskripsi :
Jenis rusa ini memiliki tubuh dengan ukuran sedang. Panjang tubuhnya sekitar 1,5 meter dengan tinggi 0,6 meter hingga 1 meter. Berat badannya sekitar 85 kg. Tubuhnya agak coklat kemerahan dengan bintik-bintik berwarna putih. Pada individu jantan, warna tubuhnya cenderung lebih gelap dan agak kehitaman. Mereka memiliki khas bertanduk dengan cabang tiga yang panjangnya dapat mencapai 75 cm. Umurnya sekitar 20-30 tahun.
Masa kawin dari rusa tutul sekitar bulan April hingga Agustus. Masa gestasi (kehamilan) sekitar 7,5 bulan. Tiap kelahiran biasanya terdapat dua anak, namun kadang-kadang satu atau tiga. Namun pada rusa yang ada di penangkaran, biasanya hanya ada satu anak tiap kelahiran. Berat anak pada saat dilahirkan sekitar 3 kg. Anaknya akan terus disusui induknya hingga anak rusa dapat berjalan dan menjelajah dalam kelompok secara aman. Anak rusa jantan akan matang secara seksual pada umur 14-17 bulan (betina) atau 30 bulan (jantan).
Rusa tutul memiliki berbagai jenis suara selain berteriak yang terjadi selama masa kawin. Ada juga suara memekik pada anak rusa ketika terpisah dari induknya. Pada individu jantan, paling sering terdengar suara seperti mengerang.
c.       Camelus dromedarius
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Artiodactyla
Familia            : Camelia
Genus              : Camelus
Species            : Camelus dromedarius
Deskripsi :
Unta jenis ini ditandai dengan leher yang melengkung panjang dan hanya memilki satu punuk. Punuk ini merupakan gundukan yang terdiri dari lemak yang diikat oleh jaringan fibrosa, bertindak sebagai penyimpanan cadangan makanan saat dibutuhkan. Punuk ini akan mengecil dan condong ke satu arah bila unta mengalami kelaparan. Bibirnya yang tebal memungkinkan memakan makanan yang kasar bahkan tumbuhan berduri. Warna tubuhnya umumnya cokelat karamel atau warna cokelat pasir. Rambut yang menutupi tubuhnya biasanya lebih panjang di daerah leher, bahu dan punuk. Bentuk kaki disesuaikan untuk berjalan di atas pasir. Tapi kakinya dapat muda terluka oleh batu tajam dan tidak sesuai dengan kondisi licin atau berlumpur.
Unta jantan, dibandingkan betina lebih berat sekitar 10% yakni sekitar 400-600 kg dan lebih tinggi sekitar 10 cm jika dihitung dari ketinggian bahunya yakni sekitar 1,8-2,0 meter. Unta ini memiliki total gigi 34 buah, dengan rumus gigi 1/3; 1/1; 3/2; 3;3.
Unta biasanya berkembang biak pada musim dingin atau musim hujan. Waktu kopulasi berkisar 7-35 menit, tapi umumnya 11-15 menit. Sistem perkawinannya bersifat poligami. Unta betina dapat melahirkan tiap 2 tahun sekali. Periode kehamilannya sekitar 370-440 hari.Jumlah keturunan tiap kelahiran hanya berkisar satu atau dua unta, dengan berat rata-rata 37 kg. Berat badannya akan naik sekitar 19-31 kg/hari. Unta muda biasanya diasuh hingga umur 2 tahun. Mereka akan matang secara seksual pada umur 3 tahun (betina) atau 6 tahun (jantan). Umur unta dapat mencapai 40 tahun, namun pada umumnya hanya mencapai 40 tahun.
d.      Thylogale bruijni
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Marsupialia
Familia            : Macropodidae
Genus              : Thylogae
Species            : Thylogale bruijni
Deskripsi :
Sesuai dengan namanya, ciri yang paling menarik pada marsupialia ialah caranya berkembang biak. Berbeda dengan mamalia lain, anaknya hanya sebentar saja tinggal dalam rahim si ibu. Tetapi biarpun lahir sangat lemah dan kurang berkembang, hambir menyerupai ulat, dengan instinknya ia masuk kedalam kantong ibu atau ”marsupium”. Marsupium ini ada semacam lipatan kulit yang menutupi puting susu. Sambil berkembang anak itu menempel pada puting susu itu selama beberapa minggu, dan untuk beberapa waktu mereka masih menggunakan marsupium itu sebagai sarang yang aman, hangat dan dapat berpindah-pindah, sekalipun mereka dapat keluar dan berjalan sendiri. Benar-benar seperti mamalia biasa, ada marsupialia yang pemakan serangga, yang pemakan tanaman dan pemakan daging.
Di dalam hal bentuk badan, ada ”tikus” berkantong, ”kucing”berkantong, ”bajing”berkantong, dan bahkan ”beruang”berkantong. Tetapi ada juga beberapa binatang berkantong tak mempunyai persamaan dengan binatang bertembuni seperti kangguru pohon, walabi dan kuskus.
Marsupialia banyak menyesuaikan diri dengan berbagai cara hidup baik dipohon, di tanah atau bahkan di bawah tanah dan air, namun demikian mereka tak tahan hidup bersaing dengan mamalia biasa di lingkungan yang sama.

Walabi semak (Thylogale bruijni) adalah masih termasuk golongan Marsupialia, anggota famili Macropodidae. Binatang ini hidup di Kepulauan Aru, Kai dan Ambon (Maluku) dan juga Irian Jaya dan Papua New Guinea.
Binatang kecil yang serupa kanguru ini mempunyai panjang badan kira-kira 60 cm, dengan panjang ekor 40 cm. Mereka dapat hidup mulai dari daerah pantai sampai ke daerah pegunungan yang tingginya ± 4000 meter dpl. Mereka lebih menyukai daerah padang rumput, hutan jarang atau belukar daripada hutan lebat.
Sampai sekarang, binatang ini masih sangat terbiasa dengan daerah-daerah dimana mereka terganggu oleh anjing atau manusia, mereka dapat terlihat merumput di lapangan yang terbuka. Hanya bila ada bahaya, mereka segera meloncat menyelamatkan diri ke semak-semak yang terdekat.
Di daerah semak belukar atau rerumputan tinggi, terlhat bekas jejaknya yang mudah dikenal. Pada umumnya, jenis binatang kanguru, berkembang biak sangat lambat. Tiap kali beranak, hanay seekor di kantongnya. Jarang sekali dua ekor dalam satu kantong. Juga anaknya itu pun masih menggunakan kantong itu dalam waktu lama sesudah berhenti menyusu. Bila ada bahaya, ia masuk ke dalam kantong, untuk segera dilarikan oleh induknya.
Bangsa walabi semak adalah binatang yang paling kecil dan yang paling pemalu diantara semua bangsa kanguru.



e.       Elephas maximus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Proboscidae
Familia            : Elephantidae
Genus              : Elephas
Species            : Elephas maximus
Deskripsi :
Gajah  adalah mamalia  dan merupakan  hewan  darat  terbesar  di dunia. Besar tubuhnya sekitar 2 sampai 3,6 meter dengan berat 3.000-5.000 kg. Gajah Sumatera adalah subspesies dari Gajah Asia, sedangkan gajah Asia adalah kerabat dari Gajah Afrika. Gajah Asia memiliki beberapa perbedaan dengan Gajah Afrika. Telinga gajah  ini  lebih  kecil  sedikit  daripada  Gajah  Afrika,  mempunyai  dahi  yang  rata, punggungnya tajam, dua bonggol di kepalanya merupakan puncak tertinggi. Ujung belalai hanya  mempunyai  1  bibir.  Hanya  gajah  jantan  yang  kelihatan  memiliki  belalai, sedangkan gajah betina tidak ada. Panjang telinga gajah mencapai 1,5 meter dengan lebar  50  cm.  Telinganya  yang  besar  digunakan  untuk  mengipas  dirinya  sendiri  jika kepanasan  dan  untuk  menakuti  musuhnya.  Belalainya  yang  panjang  digunakan  untuk mengambil makanan, menyedot  air  kemudian memasukkan  ke  dalam mulutnya.  Selain itu  juga  berfungsi  untuk  mengangkat  sesuatu. 
Suara  gajah  dihasilkan  dari  belalainya. Suara  ini  dipancarkan  dalam  gelombang  suara infrasonik, dipergunakan untuk memanggil  kelompok  ataupun  gajah  betina  sampai beberapa  kilometer  jauhnya. Suara  yang  dikeluarkan  gajah  biasanya  untuk menyatukan  kembali  anggota  kelompok yang terpisah. Selain dari segi fisik, Gajah Asia berbeda dengan Gajah Afrika dari segi prilaku. Gajah Afrika jarang menggunakan kaki depannya selain untuk menggores atau menggali tanah, sedangkan Gajah Asia menggunakan kaki depannya lebih sering dan untuk berbagai kegunaan.
Gajah juga memiliki rute migrasi musiman, umumnya dari zona kering ke zona basah. Hal ini menjadi tanggung jawab gajah tertua untuk mengingatkan rute migrasi tradisional. Maka jika sepanjang rute ini diganggu oleh manusia seperti untuk perkebunan, adalah wajar jika terjadi konflik.
Gajah jantan umumnya hidup soliter dan berkelahi dengan betina selama musim kawin. Sedangkan gajah muda mungkin membentuk kelompok-kelompok kecil. Gajah muda jantan akan mencapai kematangan seksual pada usia 15 tahun. Setelah itu akan terjadi musth tiap tahun, yakni sebuah periode dimana tingkat testosteron gajah naik 60 kali lebih besar dan menjadi sangat agresif.
Gajah betina umumnya hidup secara berkelompok kecil. Mereka memiliki hierarki dan dipimpin oleh gajah betina tertua. Gajah betina muda akan mencapai kematangan seksual pada usia 9-15 tahun. Lama kehamilannya berkisar 18-22 bulan, melahirkan satu atau dua bayi gajah. Saat lahir, berat anak gajah sekitar 100 kg dan akan disapih selama 2-3 tahun.
f.       Arctitis bintorong
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Carnivora
Familia            : Viveridae
Genus              : Arctitis
Species            : Arctitis bintorong
Deskripsi :
Binturung (Arctictis binturong) adalah sejenis musang bertubuh besar, anggota suku Viverridae. Beberapa dialek Melayu menyebutnya binturong, menturung atau menturun. Dalam bahasa Inggris, hewan ini disebut Binturong, Malay Civet Cat, Asian Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara ringkas Bearcat. Barangkali karena karnivora berbulu hitam lebat ini bertampang mirip beruang yang berekor panjang, sementara juga berkumis lebat dan panjang seperti kucing.
Musang yang berekor besar panjang dan bertubuh besar. Panjang kepala dan tubuh antara 60 – 95 cm, ditambah ekornya antara 50 – 90 cm. Beratnya sekitar 6 – 14 kg, bahkan sampai 20 kg.
Berambut panjang dan kasar, berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan, dengan taburan uban keputih-putihan atau kemerahan. Pada masing-masing ujung telinga terdapat seberkas rambut yang memanjang. Ekor berambut lebat dan panjang, terutama di bagian mendekati pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor ini dapat digunakan untuk berpegangan pada dahan (prehensile tail), sebagai ‘kaki kelima’.
Binturung betina memiliki pseudo-penis alias penis palsu, suatu organ khas yang langka ditemui.
Di desa-desa pinggiran hutan, binturung sering dipelihara sebagai hewan kesayangan (pet). Orang menangkapnya ketika hewan ini masih kecil dan membiasakannya dengan kehidupan manusia. Dengan pemeliharaan yang baik, binturung dapat mencapai usia 20 tahun dalam tangkaran.
Sejalan dengan berkembangnya perdagangan, binturung juga diperjual belikan di pasar-pasar burung di kota. Selain itu, yang lebih mengancam kelestarian populasinya di alam, binturung juga diburu untuk diambil kulitnya yang berbulu tebal, dan untuk dimanfaatkan bagian-bagian tubuhnya sebagai bahan obat tradisional (jamu).
Ancaman lain datang dari kerusakan lingkungan di hutan-hutan di wilayah tropis sebagai akibat pembalakan yang serampangan. Hancurnya hutan mengakibatkan rusaknya habitat binturung, sehingga populasinya di alam terus menurun. Kini binturung termasuk hewan yang dikhawatirkan kelestariannya, dan dilindungi oleh undang-undang negara Republik Indonesia.



g.      Tapirus indicus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Perissodactyla
Familia            : Tapiridae
Genus              : Tapirus
Species            : Tapirus indicus
Deskripsi :
Tapir ini juga merupakan anggota subfilum Vertebrata, karena tubuh disokong oleh tulang belakang. Dia juga merupakan anggota superkelas Tetrapoda karena memiliki empat kaki atau anggota gerak. Tapir merupakan anggota kelas Mamalia kerena memiliki ciri tubuh ditutupi oleh rambut yang data lepas secara periodik, memiliki kelenjar mammae. Tapir termasuk ke dalam ordo Perissodactyla, karena memiliki tubuh yang relatif besar, jari- jari berteracak, jari tengah membesar menopang badan.
Pada bagian kepalanya terdapat sepasang mata yang kecil yang memiliki palpebra superior dan palpebra inferior. Pada mata ini juga terdapat rambut halus. Mulutnya memiliki rongga mulut yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Pada mata ini terdapat rambut halus. Hidung meruncing, nares eksterna jelas yang terletak ada diujung hidung. Lubang hidungnya besar.
Pada bagian kepala juga ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang berbentuk daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang telinga luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang selanjutnya disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki ukuran yang cukup besar dan lebar.
Tapir ini tidak dapat dinyatakan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan terlalu sulit untuk melihat alat koulasi bagi yang jantan dan kelenjar mammae bagi yang betina. Anggota geraknya terdiri dari empat kaki yang saling lepas (ekstermitas liberae), yang masing- masing kaki dengan tiga jari dengan cara berjalannya adalah  secara plantigrade yaitu dengan menggunakan telapak kaki.  Makanannya berupa buah- buahan dan sayur- sayuran sehingga tapir ini juga termasuk kedalam golongan hewan herbivora.
h.      Sus scrofa
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Artiodactyla
Familia            : Suidae
Genus              : Sus
Species            : Sus scrofa
Deskripsi :
Babi ini merupakan anggota subfilum Vertebrata, karena tubuh disokong oleh tulang belakang. Dia juga merupakan anggota superkelas Tetrapoda karena memiliki empat kaki atau anggota gerak. Babi merupakan anggota kelas Mamalia kerena memiliki ciri tubuh ditutupi oleh rambut yang data lepas secara periodik, memiliki kelenjar mammae. Babi ini juga termasuk ke dalam ordo Artiodactyla, karena ia memiliki 4 anggota gerak berupa kaki, tiap kaki dengan tiga jari, jari ini masing- masingnya dibungkus oleh  teracak zat tanduk dan mempunyai tanduk. Jadi antara rusa sambar, rusa tutul, unta punuk satu memiliki hubungan kekerabatan yang dekat karena berada dalam satu ordo yang sama yaitu Artiodactyla.
Pada bagian kepalanya terdapat sepasang mata yang memiliki palpebra superior dan palpebra inferior. Mulutnya memiliki rongga mulut yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Lubang hidung luar atau nares eksterna terletak di ujung moncong yang juga berhubungan dengan rongga mulut. Nares eksterna ini terletak diatas mulut yang merupakan dua buah celah yang condong, ini berfungsi agar pada saat hujan air tidak masuk kedalan lubang hidung.
Pada bagian kepala juga ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang berbentuk daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang telinga luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang selanjutnya disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki rambut halus. Daun telinga pada babi ini cukup besar.
Babi ini tidak dapat dinyatakan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan terlalu sulit untuk melihat alat kopulasi bagi yang jantan dan kelenjar mammae bagi yang betina. Anggota geraknya terdiri dari empat kaki yang saling lepas, yang masing- masing kaki dengan tiga jari yang dibungkus oleh teracak dari bahan tanduk. Cara berjalannya adalah secara unguligrade, yaitu berjalan dengan kuku atau teracak. Makanannya berupa rumput, daun- daun, biji, dan buah sehingga babi ini juga termasuk kedalam golongan hewan herbivora.
i.        Helarctus malayanus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Carnivora
Familia            : Ursidae
Genus              : Helarctus
Species            : Helarctus malayanus
Deskripsi :
Beruang madu adalah beruang terkecil dari family Ursidae. Jika mereka berdiri, tinggi bahunya sekitar 70 cm dengan panjang 1,2-1,5 meter. Ekornya hanya sampai 7 cm. Yang jantan lebih besar dari yang betina, tapi hanya sekitar 10%-20%. Beratnya berkisar dari 27 hingga 65 kg. Mereka memiliki kepala yang pendek, lebar dan datar dengan telinga yang bulat kecil. Bulu mereka agak kasar berwarna hitam. Pada bagian dadanya terdapat tanda mirip tapal kuda (berbetuk huruf U) yang berwarna orange pucat sampai kuning. Bulu yang berwarna demikian juga ditemukan di moncong dan sekitar matanya. Mereka memiliki cakar yang cukup besar dengan bentuk bulan sabit berguna untuk memanjat pohon. Meskipun ukuran tubuhnya kecil, namun mereka memiliki lidah yang panjang dan ramping, yang digunakannya untuk mengekstrak madu dari sarang lebah.
Sedikit pengetahuan yang ada tentang pola kawin beruang madu di alam liar. Pengetahuan yang ada umumnya berasal dar beruang madu yang ditangkarkan. Selama masa kawin, beruang madu akan berlaku seperti ingin memeluk, seolah-olah akan berkelahi dan mengagguk-angguk pada pasangannya. Periode gestasinya berlangsung 174-240 hari. Tiap kelahiran didapatkan satu sampai tiga anak. Anak yang baru lahir tak berbulu, buta dan tak berdaya dengan berat 300 gram. Mereka akan diasuh ibunya sampai dewasa seksual pada umur 3 tahun. Pada usia hingga 18 bulan mereka akan disapih oleh ibunya. Setelah umur itu sampai 3 tahun, mereka akan bmencari makan didekat ibunya. Mereka dapat hidup sampai umur 25 tahun, namun dapat mencapai 36 tahun.
Seperti spesies beruang lain, beruang madu memiliki indra penciuman yang sangat baik, terutama digunakan untuk mencari makanan. Selain itu, mereka juga mungkin menggunakan indra penciumannya untuk menemukan pasangannya ditambah beberapa vokalisasi.
Beruang madu besifat nocturnal dan merupakan pendaki (pemanajat) yang tangkas. Mereka biasanya tidur pada pepohonan dengan tinggi sekitar 2-7 meter dengan berjemur. Spesies ini juga tidak memiliki masa hibernasi, mungkin karena mereka hidup di daerah tropis dengan sumber makanan yang tersu tersedia sepanjang tahun.
j.        Nycticebus coucang
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Primata
Familia            : Lorisidae
Genus              : Nycticebus
Species            : Nycticebus coucang
Deskripsi :
Kukang—kadang-kadang disebut pula malu-malu—adalah jenis primata yang bergerak lambat. Warna rambutnya beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggung terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuh 0,375-0,9 kg, panjang tubuh dewasa 19-30 cm.
Di Indonesia, satwa ini dapat ditemukan di Sumatera, Jawadan Kalimantan. Kukang (Nycticebus coucang) adalah jenis primata yang lucu dan menggemaskan sehingga tidak heran banyak masyarakat umum yang menjadikan primata ini menjadi incaran untuk dijadikan hewan peliharaan.
Kukang merupakan primata yang hidup di hutan tropis Indonesia, menyukai hutan primer dan sekunder, semak belukar dan rumpun-rumpun bambu. Kukang tersebar di Asia Tenggara. Di Indonesia kukang ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data yang pasti dan akurat tentang jumlah populasi kukang di alam. Akan tetapi jika dilihat dari berkurangnya habitat kukang serta maraknya perburuan dan perdagangan illegal bisa dijadikan indikator bahwa keberadaan kukang di alam mengalami penurunan.
k.      Hylobates syndactylus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Primata
Familia            : Hylobatidae
Genus              : Hylobates
Species            : Hylobates syndactylus
Deskripsi :
Tubuh dibedakan atas kepala, leher, badan, dan ekor. Memiliki daun telinga, memiliki 4 anggota gerak berupa kaki, tiap kaki dengan lima jari, tidak memiliki tanduk, tubuh ditutupi rambut berwarna hitam, rongga mulut dibatasi labium superior dan labium inferior, nares eksterna jelas diujung hidung. Leher pendek, tubuh besar, tungkai relatif panjang. Daun telinga kecil. Makanan berupa buah- buahan dan sayur- sayuran, habiatat arboreal.
Siamang termasuk ke dalam ordo Primata karena, kelima jarinya dilengkapi dengan kuku yang pipih, cara berjalan plantigrade, dan memiliki wajah, mata menghadap kedepan.
Pada bagian kepalanya terdapat sepasang mata yang kecil yang memiliki palpebra superior dan palpebra inferior. Pada mata ini juga terdapat rambut halus. Mulutnya memiliki rongga mulut yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Pada mata ini terdapat rambut halus. Hidung kecil pesek, nares eksterna jelas yang terletak ada diujung hidung. Lubang hidungnya cukup besar.
Pada bagian kepala juga ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang berbentuk daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang telinga luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang selanjutnya disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki ukuran yang cukup besar.
Siamang ini tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan,organ kopulasi bagi yang jantan dan adanya keelnjar mammae bagi yang betina tidak dapat dilihat dengan jelas. Anggota geraknya terdiri dari empat kaki yang saling lepas (ekstermitas liberae), yang masing- masing kaki dengan lima jari dengan cara berjalannya adalah  secara plantigrade yaitu dengan menggunakan telapak kaki. kelima jarinya dilengkapi dengan kuku yang pipih. Makanan berupa buah- buahan, sayur- sayuran, daun, kulit pohon.
l.        Macaca pangensis
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Primata
Familia            : Cercopithecidae
Genus              : Macaca
Species            : Macaca pangensis
Deskripsi :
Beruk mentawai atau bokoi (Macaca pagensis) bersama beruk siberut (Macaca siberu), semula dianggap sebagai anak spesies dari Macaca nemestrina. Namun kemudian ketiganya dianggap sebagai spesies yang berbeda.
Beruk mentawai oleh masyarakat lokal disebut sebagai bokoi. Sedangkan dalam bahasa Inggris, binatang endemik Kepulauan Mentawai ini disebut sebagai Pagai Island Macaque, atau Pagai Macaque. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin), monyet langka ini dinamakan Macaca pagensisyang bersinonim dengan Macaca mentaveensis (de Beaux, 1923).
Diskripsi Fisik dan Perilaku. Beruk mentawai (bokoi) mempunyai panjang tubuh antara 45-55 (jantan) dan 40-45 (betina) dengan panjang ekor mencapai antara 10-16 cm. Berat Macaca pagensis antara 6-9 kg untuk jantan dan hanya 4,5-6 kg untuk beruk betina.
Beruk mentawai mempunyai ciri menyerupai beruk-beruk lainnya. Perbedaannya pada rambut bagian pipi yang berwarna lebih gelap. Mahkota berwarna coklat dengan rambut pada dahi dan mantel lebih panjang.
Kulit wajah beruk mentawai berwarna hitam dengan mata coklat. Monyt ini memiliki kantong pipi yang berguna sebagai penyimpan makanan saat bokoi ini mencari makan.
Beruk mentawai merupakan binatang diurnal (aktif di siang hari) dengan memakan berbagai jenis daun, bunga, biji-bjian, dan buah-buahan. Monyet endemik mentawai ini hidup tinggal di atas pohon pada setinggi 24-36 meter secara berkelompok antara 5-25 individu. Monyet ini bersifat poligamus.
Habitat, Populasi dan Persebaran. Beruk mentawai dapat dijumpai diberbagai habitat hutan bakau, pesisir, hutan primer, hutan sekunder hingga hutan di dekat pemukiman. Persebarannya terbatas di pulau Pagai Selatan, pulau Pagai Utara, dan pulau Sipora di Kepulauan Mentawai, Sumatera
m.    Pongo pygmaeus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Primata
Familia            : Pongidae
Genus              : Pongo
Species            : Pongo pygmaeus
Deskripsi :
Pongo pygmaeus memiliki sifat dimorfisme seksual. Tubuh betina berkisar 30 hingga 50 kg sedangkan pada jantan berkisar 50 hingga 90 kg. Panjang dari kepala ke kaki lebih kurang 1,5 meter, tapi jika bergelantungan (dengan panjang lengan) dapat mencapai 2,2 meter. Mereka memiliki bulu yang agak tipis berwarna cokelat kemerahan. Pada jantan terdapat bantalan pipi yang besar, yang terdiri dari endapan lemak subkutan yang terikat pada jaringan ikat. Orang utan memiliki moncong dan kening yang menonjol. Mereka memiliki kaki yang pendek dan lemah tapi lengan dan tangan yang kuat, sehingga mereka mampu bergenatungan meski dengan berat badan yang tidak ringan tersebut.
Perkembangbiakan orangutan berlangsung sepanjang tahun, namun terdapat interval kelahiran yakni sekitar 4 tahun. Jumlah keturunan dalam sekali kelahiran berkisar satu atau dua, namun umumnya hanya satu. Periode gestasinya 233-263 hari dengan berat orangutan yang baru lahir sekitar 1,74 kg. Anaknya akan disapih selama 42 bulan rata-rata. Anak orangutan akan menempel pada perut ibunya dengan jalinan jari-jarinya. Namun pada usia satu tahun, ia akan mulai naik ke punggung yang akan terus dilakukannya hingga umur 2,5 tahun. Jika dipisahkan dari induknya, orangutan muda ini akan menjerit keras. Anaknya akan mencapai usia kematangan seksual pada umur 7 tahun (betina) atau 10 tahun (jantan). Sistem perkawinannya secara poligami. Mereka dapat mencapai usia 50 tahun, namun dapat pula sampai 60 tahun.
Orangutan tidak membentuk kelompok besar. Mereka biasanya berjalan sendirian atau dalam grup kecil yang terdiri dari 2 betina, anaknya dan kadang-kadang jantan dewasa. Umumnya individu jantan dan betina hanya berinteraksi saat kawin.
Orang utan aktif sepanjang hari (diurnal) dan hampir arboreal ekslusif. Mereka ditemukan memanjat di pepohonan. Mereka bergerak dengan berayun-ayun sepanjang cabang pohon, turun ketanah hanya jika mereka tidak dapat pindah antar pohon lewat cabang-cabang. Pada tiap malam, mereka membangun sarangnya pada ketinggian 40 sampai 60 kaki pada sebuah pohon dimana mereka akan tidur.
Orang utan memiliki setidaknya 13 jenis suara. Dalam kelompok sosial kecil, mereka berkomunikasi dengan memukul-mukul bibir mereka. Mereka menjerit ketika ketakutan dan pada jantan kadang-kadang mengaum. Mereka tampaknya meng”grind” giginya saat frustasi. Yang jantan juga dapat mengerang keras yang suaranya dapat didengar manusia hingga radius 1 kilometer. Selain komunikasi vokal, komunikasi taktil juga digunakan orangutan. Perawatan  sosial (anak) adalah kegiatan terpenting pada semua primata. Ekspresi wajah, gerak tubuh juga digunakan untuk berkomunikasi.
n.      Hystrix javanicus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Rodentia
Familia            : Hystricidae
Genus              : Hystrix
Species            : Hystrix javanicus
Deskripsi :
Landak tergolong satwa langka yang dilindungi. Yang menjadi ciri khas landak adalah bagian tubuhnya memiliki bulu yang menyerupai duri yang sangat runcing.
Landak (Hystrix javanica) umumnya berwarna hitam, rambut jarumnya panjang putih berbelang hitam kearah ujungnya, rambut jarum pendek pada bagian tubuh sebagian besar kehitaman beberapa diantaranya mempunyai pangkal dan ujung lebih pucat. Menurut Payne dkk, 2000 Hystrix javanica mirip dengan Hystrix brachyura tetapi rambut jarum keras umumnya lebih ramping dan tidak terdapat jambul. Ujung rambut jarum ekor putih dan lebih pendek. Hystrix javanica merupakan satu-satunya jenis landak yang ada di Jawa dan Nusa Tenggara.



o.      Lepus nigricollis
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Lagomorpha
Familia            : Leporidae
Genus              : Lepus
Species            : Lepus nigricollis
Deskripsi :
Tubuh dibedakan atas kepala, leher, badan, dan ekor. Memiliki daun telinga, memiliki 4 anggota gerak berupa kaki, tiap kaki dengan jari, tidak memiliki tanduk, tubuh ditutupi rambut berwarna putih, nares eksterna jelas, diatas mulut, rongga mulut dibatasi labium superior dan labium inferior. Leher pendek, tubuh kecil, tungkai panjang, memiliki ekor pendek. Makanan berupa buah- buahan, daun- daun, dan sayur- sayuran.
Kelinci ini merupakan anggota subfilum Vertebrata, karena tubuh disokong oleh tulang belakang. Dia juga merupakan anggota superkelas Tetrapoda karena memiliki empat kaki atau anggota gerak. Kelinci merupakan anggota kelas Mamalia kerena memiliki ciri tubuh ditutupi oleh rambut yang data lepas secara periodik, memiliki kelenjar mammae. Kelinci ini juga termasuk ke dalam ordo Lagomorpha, karena memiliki ekor pendek, telapak kaki berambut, gigi seri seperti pahat.
Pada bagian kepalanya terdapat sepasang mata yang memiliki palpebra superior dan palpebra inferior. Mulutnya memiliki rongga mulut yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Lubang hidung luar atau nares eksterna terletak di ujung moncong yang juga berhubungan dengan rongga mulut. Nares eksterna ini terletak diatas mulut yang merupakan dua buah celah yang condong, ini berfungsi agar pada saat hujan air tidak masuk kedalan lubang hidung. Pada bagian atas labium superior terdapat vibrisae atau kumis atau rambut yang kaku.
Pada bagian kepala juga ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang berbentuk daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang telinga luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang selanjutnya disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki rambut halus. Daun telinga pada kelinci ini cukup besar.
Kelinci ini tidak dapat dinyatakan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan terlalu sulit untuk melihat alat koulasi bagi yang jantan dan kelenjar mammae bagi yang betina. Anggota geraknya terdiri dari empat kaki yang saling lepas (ekstermitas liberae), yang masing- masing kaki dengan jari yang memiliki kuku atau cakar. Tungkai kelinci ini kecil dan pendek. Cara berjalannya adalah  secara plantigrade, yaitu berjalan dengan telapak kaki. Makanan berupa buah- buahan, daun-daun, dan sayur-sayuran, sehingga kelinci ini juga termasuk kedalam golongan hewan herbivora.
p.      Neofelis nebulosa
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Carnivora
Familia            : Felidae
Genus              : Neofelis
Species            : Neofelis nebulosa
Deskripsi :
Macan Dahan(Neofelis nebulosa) adalah sejenis kucing berukuran sedang, dengan panjang tubuh mencapai 95cm. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kelabu kecoklatan dengan gambaran seperti awan dan bintik hitam di tubuhnya. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil dan terdapat totol putih di belakang kuping. Macan dahan mempunyai kaki pendek dengan telapak kaki besar serta ekor panjang dengan garis dan bintik hitam. Macan dahan betina serupa.

Daerah sebaran macan dahan adalah Asia Tenggara, di hutan dataran rendah dan pegunungan di Republik Rakyat Cina, Indocina, Semenanjung Melayu, India, Pulau Kalimantan dan Sumatra. Spesies ini telah punah di alam bebas di Republik Cina.

Macan dahan adalah hewan nokturnal yang aktif berburu di malam hari. Hewan ini banyak menghabiskan waktunya di atas pohon dan dapat bergerak dengan lincah di antara pepohonan. Mangsa macan dahan terdiri dari aneka satwa liar berbagai ukuran seperti kera, ular, mamalia kecil, burung, rusa dan bekantan. Macan dahan menggunakan lidahnya untuk membersihkan bulu-bulu sebelum memakan mangsanya.
q.      Capra aegagrus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Artiodactyla
Familia            : Bovidae
Genus              : Capra
Species            : Capra aegagrus
Deskripsi :
Kambing merupakan binatang memamah biakyang berukuran sedang. Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya (daerah "Bulan sabit yang subur" dan Turki) dan Eropa. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbululurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15 sentimeter. Bobot yang betina 50 kilogram - 55 kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar tersebar dari Spanyolke arah timur sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu.
Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan.
r.        Panthera tigris
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Carnivora
Familia            : Felidae
Genus              : Panthera
Species      : Panthera tigris


Deskripsi :
Harimau ini juga merupakan anggota subfilum Vertebrata, karena tubuh disokong oleh tulang belakang. Dia juga merupakan anggota superkelas Tetrapoda karena memiliki empat kaki atau anggota gerak. Harimau ini merupakan anggota kelas Mamalia kerena memiliki ciri tubuh ditutupi oleh rambut yang data lepas secara periodik, memiliki kelenjar mammae. Harimau ini juga termasuk ke dalam ordo Carnivora karena memiliki gigi- gigi yang tajam, jari lima dengan cakar yang tajam dan terpisah serta pemakan daging.
Pada bagian kepalanya terdapat sepasang mata yang memiliki palpebra superior dan palpebra inferior. Pada mata juga terdapat rambut halus. Mulutnya memiliki rongga mulut yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Lubang hidung luar atau nares eksterna terletak di ujung moncong yang juga berhubungan dengan rongga mulut. Nares eksterna ini terletak diatas mulut yang merupakan dua buah celah yang condong, ini berfungsi agar pada saat hujan air tidak masuk kedalam lubang hidung. Pada bagian atas labium superior terdapat vibrisae atau kumis yang merupakan rambut kaku.
Pada bagian kepala juga ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang berbentuk daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang telinga luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang selanjutnya disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki rambut halus. Daun telinga pada harimau ini ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan rusa sambar.
Harimau ini tidak dapat dinyatakan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan terlalu sulit untuk melihat alat kopulasi bagi yang jantan dan kelenjar mammae bagi yang betina. Anggota geraknya terdiri dari empat kaki yang saling lepas (ekstermitas liberae), yang masing- masing kaki dengan lima jari yang tidak dibungkus oleh teracak. Masing- masing jari terpisah satu sama lainnya dan pada jari terdapat cakar yang tajam. Cara berjalannya adalah  secara plantigrade. Makanannya berupa rusa, babi, kerbau dan reptil yang merupakan daging, sehingga harimau ini termasuk kedalam golongan hewan karnivora yang juga merupakan nama ordonya.

2.      Classis Aves
a.       Argusianus argus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Argusianus
Species            : Argusianus argus
Deskripsi :
Kuau raja (di beberapa daerah Asia juga menyebutnya dengan nama Phoenix) merupakan burung dengan warna utama cokelat. Kepalanya agak kecil dengan leher berwarna biru. Terdapat semacam pial berwarna hitam dan kakinya merah. Individu jantannya dapat mencapai panjang 2 m dengan ekor yang sangat panjang. Bagian yang palng menarik dari yang jantan adalah ukurannya yang besar, bulu sayap sekundernya yang sangat panjang dihiasi dengan “ocelli” yang besar. Kuau raja betina umumnya lebih kecil dari yang jantan dengan ekor yang lebih pendek. Kuau jantan mencapai panjang bulu maksimal pada umur 3 tahun.
Meskipun Kuau raja tidak begitu penuh warna seperti burung lain, namun ia sangat menarik. Kuau jantan biasanya membersihkan lahan terbuka kemudian menari untuk menarik perhatian betina. Kemudian ia akan bersuara keras sambil menari dengan melebarkan sayapnya, memperlihatkan ratusan “mata” sementara mata sebenarnya tersembunyi di balik itu. Meskipun mirip dengan poligami, namun di alam bebas sebenarnya Kuau raja bersifat monogami. Dibanding dengan anggota Galliformes lain, Kuau raja memiliki lebih sedikit kalenjer minyak pada bulunya dan hanya menghasilkan dua telur.
b.      Pavo cristata
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Pavo
Species            : Pavo cristata
Deskripsi :
Merak biru memiliki ukuran sedang, dan bersifat dimorfisme seksual dimana jantan lebih besar dari yang betina. Tubuh betina panjangnya sekitar 86 cm dengan berat 2,75 hingga 4 kg. Sedangkan yang jantan, panjang tubuhnya dapat mencapai 2,12 meter dengan berat 4-6 kg. Dalam bahasa Inggris, merak biru jantan disebut “peacock” sedangkan yang betina disebut “peahen”.
Warna bulu pada merak jantan berkisar dari biru mengkilat pada bagian badan dan hijau pada bagian ekor. Ekor bagian atas bulunya memanjang dan berhias mata pada akhir setiap bulunya (disebut juga train). Di atas kepalanya terdapat jambul berwarna hijau berbentuk seperti kipas. Sedangkan bulu betina, warnanya biru kehijauan, agak kurang menarik dibanding yang jantan dan tidak memiliki bulu ekor yang panjang (train). Pada musim kawin, betina akan berdiri sendirian, dan dapat dibedakan dengan jantan karena warna lehernya kelihatan hijau sementara pada yang jantan tetap biru.
Bagian yang paling menonojol dari merak ini adalah bulu-bulu indahnya yang tumbuh di bagian belakang yang disebut train. Train ini sebenarnya tidaklah tumbuh dari ekor, tapi memanjang dari bulu di bagian atas ekor. Ekornya sendiri berwarna cokelat dan pendek dengan penutup ekor berwarna hjau metalik. Ekor akan kelihatan ketika train membuka seperti kipas.
Hasil dari mikrostruktur bulu train menghasilkan fenomena optikal. Hiasan pada train diyakini sebagai hasil seleksi seksual yang dilakukan betina terhadap jantan sebelum melakukan perkawinan. Banyak riset menunjukkan bahwa kualitas train merupakan gambaran asli dari kondisi tubuh jantan dan betina memilih pasangannya lewat train tersebut. Namun studi terbaru menunjukkan bahwa train bukanlah satu-satunya indikator betina dalam memilih jantan.
Merak betina biasanya menghasilkan 4-8 telur yang akan menetas dalam waktu 28 hari. Warna telurnya cokelat muda. Merak jantan tidak membantu dalam pemeliharaan anaknya, dan mereka dapat melakukan poligami sampai dengan enam betina.


c.       Porphyrio porphyrio
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Rallidae
Genus              : Porphyrio
Species            : Porphyrio porphyrio
Deskripsi :
Mandar adalah salah satu anggota Rallidae yang besar. Ukuran tubuh jantan lebih besar dari yang betina. Panjang tubuhnya sekitar 51 cm dengan berat 1050 gram (jantan) dan 850 gram (betina). Mereka adalah burung dengan ukuran seperti ayam, warna tubuhnya hitam, nila atau ungu dengan bulu yang mengkilat dengan bagian taji berwarna merah. Ekornya pendek dan terdapat bulu putih terang di sisi bawah ekor mereka. Kakinya panjang, bersisik berwarna orange-merah.
Mandar hidup secara berkelompok dengan 6-9 individu tiap kelompok. Umumnya dalam kelompok, betina lebih dominant. Mandar memiliki berbagai sistem perkawinan, mulai dari monogami hingga kawin komunal. Dalam kawin komunal, dua betina berbagi sarang dan dibuahi oleh beberapa jantan. Sedangkan beberapa kelompok mandar ada yang monogami. Masa kawin terjadi dari akhir Juli hingga awal Desember. Umumnya jantan akan bersuara khas untuk memanggil betina. Tiap musim kawin, dari tiap betina akan dihasilkan 3 hingga 6 telur yang akan menetas dalam waktu 23-29 hari. Anaknya akan diasuh induknya hingga umur 2 bulan. Individu jantan umumnya akan matang seksual setelah berusia tiga tahun. Mereka akan kawin dengan betina yang paling dominan dalam kelompoknya. Umumnya mandar dapat mencapai usia 9 tahun, namun di alam liar, kadang mereka mampu bertahan sampai 22 tahun.
Mereka memiliki suara yang keras, parau bernada tinggi menciut-ciut, dengan bunyi “tuk-tuk”. Hal ini akan terdengar terutama saat musim kawin. Meskipun agak terlihat kikuk dalam terbang, tapi mandar dapat terbang dengan jarak yang jauh. Selain itu mereka juga merupakan perenang yang baik, terutama untuk burung tanpa selaput kaki.
d.      Pavo muticus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Pavo
Species            : Pavo muticus
Deskripsi :
Spesies ini mirip dengan merak biru, tapi ada beberapa perbedaan. Warna tubuhnya keseluruhan hijau metalik berlapis bulu hitam. Cara berdirinya tampak lebih tegak dibanding Pavo cristatus. Jambulnya hampir tegak berwarna kebiruan, terdapat warna kuning di bawah mata, dan terdapat warna hijau gelap pada kepalanya dan pada ekornya. Bulu sayapnya berwarna hijau gelap dan biru. Ekornya mirip dengan merak biru, tapi agak lebih gelap dan berwarna kemilau emas di seluruh trainnya. Berbeda dengan merak biru betina yang berbeda jauh dengan merak biru jantan, merak hijau betina agak mirip dengan yang jantan. Mereka memiliki bulu atas ekor yang cukup panjang namun tidak berkilau emas dan mengkilap sepeti pada yang jantan. Panjang tubuh spesies ini dapat mencapai 3 meter. Meskipun ukuran tubuhnya besar, tapi merak hijau pandai terbang.
Masa kawin burung ini adalah dari akhir April hingga Juni. Telurnya perlu waktu 26-28 hari untuk menetas. Anaknya tumbuh dengan cepat, dalam dua minggu sudah dapat terbang.


e.       Eclectus roratus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Eclectus
Species            : Eclectus roratus
Deskripsi :
Burung ini berukuran sedang, dengan panjang tubuh sekitar 43 cm. Paruhnya bengkok. Bayan adalah anggota famili Psittacidae yang memiliki dimorfisme seksual yang ekstrim dalam hal warna-warna bulu. Individu jantan kebanyakan memiliki warna bulu yang hijau cerah dengan abdomen berwarna merah, sedangkan yang betina kebanyakan bulunya berwarna merah dengan abdomen berwarna biru atau ungu. Joseph Forshow menyatakan dalam bukunya, Parrots of the World, bahwa para ahli Ornitologi Eropa dulunya menyangka bahwa mereka adalah dua spesies yang berbeda. Jadi bayan yang ada pada foto di atas adalah bayan jantan.
Mandibula atas dari jantan dewasa berwarna orange dan memudar menjadi kuning ke arah ujung sedangkan mandibula bawah berwarna hitam. Pada betina, kedua mandibula berwarna hitam. Individu dewasa memiliki iris mata berwarna orange sedangkan pada individu muda warna irisnya cokelat gelap sampai hitam.
f.       Syrmaticus rvessi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Syrmaticus
Species            : Syrmaticus rvessi
Deskripsi :
Burung ini termasuk anggota subfilum Vertebrata karena tubuhnya tersusun oleh tulang belakang (vertebra). Merak hijau ini merupakan anggota superkelas Tetrapoda dimana anggota geraknya terdiri dari dua pasang. Burung ini juga merupakan anggota kelas Aves, karena dia memiliki ciri tubuh ditutupi oleh bulu dan anggota ekstremitas anterior termodifikasi menjadi sayap. Burung ini merupakan anggota ordo Galliformes, karena memiliki paruh yang pendek, bulu dengan cabang bulu (pada bulu ekor), tungkai panjang yang digunakan untuk berlari dan mengais makanan.
Pada bagian kepala burung ini terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian lateral kepala. Mata ini dilengkapi dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Matanya memiliki pupil yang berbentuk bulat berwarna hitam. Pada bagian kepala ini juga ditemukan adanya rostrum (paruh) yang terbentuk oleh bagian maxila dan bagian mandibula. Paruhnya merupakan tipe paruh pelubang makanan.
Pada anggota gerak anterior termodifikasi menjadi sayap, dan anggota gerak posterior berupa kaki yang tidak berselaput. Kakinya ini tersusun oleh empat buah jari yang masing- masing jari memiliki cakar. Kaki ini bagian atas (femur/ paha) ditutupi oleh bulu sedangkan bagian tibio- fibula ditutupi oleh kulit yang menanduk dan bersisik. Bagian kaki yang ditutupi oleh sisik ini berwarna abu- abu dan tungkainya relatif pajang dan ramping.
Tubuh ditutupi oleh bulu. Pada  bagian sayap dan badan tipe bulunya adalah plumae, yang merupakan bulu yang sempurna. Pada bagian dada dan leher bulunya bertipe bulu plumulae. Bulu yang menutupi bagiantubuh warnannya bervariasi. Pada bagian ekor bulunya panjang berwarna coklat bercorak.
g.      Gallus domestica
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Gallus
Species            : Gallus domestica
Deskripsi :
Tubuh  ditutupi  oleh  bulu  yang  berwarna  putih  bersih,  yaitu  bulu  badan  dan bulu leher. Panjang tubuhnya dapat mencapai 70 cm. Warna paruhnya hitam, warna kaki hitam, yang ditutupi oleh kulit seperti sisik, dengan  jumlah  jarinya  masing-masing  lima jari yang dapat digunakan untuk mencari makan dengan mengais tanah. Memiliki  jengger  yang  berwarna merah, di belakang  jengger ini terdapat jambul yang menghadap ke belakang yang menandakan hewan  jantan, mata  kecil,  bulat  berwarna  bening. Bulu  ekornya  panjang,  yang   juga merupakan  ciri  hewan  jantan. Hewan  betina memiliki  ukuran  yang  lebih  kecil  dari hewan jantan dan tidak memiliki jengger.
Musim kawin dari ayam ini tidak terbatas, terjadi sepanjang tahun. Telunya butuh 21 hari untuk menetas. Dalam 4-5 minggu, anak ayam akan berbulu sepenuhnya. Bulu dewasa pada sayapnya akan tumbuh pada minggu kelima. Saat anak ayam telah mencapai umur 12 minggu, induknya akan mengusirnya dari kelompok sehingga mereka akan membentuk kelompok sendiri atau bergabung dengan kelompok lain. Pada umur lima bulan mereka akan matang secara seksual.
Ayam ini memiliki sistem sosial yang khas, dimana mereka memiliki satu pemimpin jantan dan satu pemimpin betina dalam tiap kelompok. Jika pemimpinnya mati, maka ayam yang berada di urutan dibawahnya akan segera menggantikan. Urutan ini biasanya diperkenalkan ke anak ayam ketika umurnya seminggu. Prilaku yang paling dominan adalah mengangkat ekor dan kepala.



h.      Numida meleagris
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Numida
Species            : Numida meleagris
Deskripsi :
Merupakan species burung yang bertubuh besar (53-58 cm). Memiliki kepala yang  kecil dan badan yang bulat. Berat  tubuhnya  lebih  kurang  1,5  sampai  3,5  pound  (0,7-1,6  kg). Warna bulunya adalah abu-abu-hitam putih. Sayapnya  pendek dan bulat. Ekor juga pendek. Hewan  betina memiliki warna  bulu  hitam  dan  putih. Hewan  jantan  tubuh memiliki bintik-bintik dengan warna bulu yang kebiruan. Hewan jantan memiliki jengger pada bagian atas kepala yang berwarna kuning dan pada daerah dekat mulutnya berwarna merah. Punya sepasang kaki yang punya cakar berjumlah 4 buah. Cakarnya tajam dan kuat. Seperti semua anggota Numididae, mereka tidak memiliki taji.
Mereka hidup secara komunal dengan komunitas yang berisi hingga 25 individu. Burung ini adalah burung terestrial yang cenderung langsung terbang saat mereka terkejut. Seperti ayam pada umumnya, terbang mereka pendek-pendek. Mereka lebih suka berjalan dan biasa berjalan menempuh jarak 10 km dalam sehari. Mereka membuat suara keras saat merasa terganggu.
Musim kawin mereka terjadi saat musim hangat, cukup kering dan terbuka. Sarang umumnya tersembunyi dengan baik, berisi 6-12 telur yang akan menetas dalam waktu 26 hingga 28 hari. Anak yang baru menetas berwarna pucat dan mereka tumbuh dengan cepat. Mereka telah dapat naik ke cabang pepohonan seminggu setelah menetas. Umur hidup mereka secara rata-rata adalah 12 tahun.



i.        Pelecanus conspicillatus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Pelecaniformes
Familia            : Pelecanidae
Genus              : Pelecanus
Species            : Pelecanus conspicillatus
Deskripsi :
Pelikan memiliki ukuran tubuh medium dengan panjang bekisar 1,6 hingga 1,8 m. Beratnya berkisar dari 4 kg hingga 13 kg. Bulunya berwarna putih dengan primari sayapnya berwarna hitam. Khas mereka adalah memiliki rostrum yang sangat panjang dengan ukuran dapat mencapai 49 cm. Rostrum ini merupakan yang terpanjang diantara semua spesies anggota kelas Aves. Warna rostrumnya pucat kemerahan. Selaput matanya berwarna kekuningan. Mereka memiliki bentuk leher yang mirip angsa. Pada bagian paruh terdapat kantung yang digunakannya untuk menyimpan ikan atau mangsa lainnya.
Sayap pelikan panjang. Jika tubuh pelikan dihitung lebarnya saat sayapnya terbuka, ukurannya dapat mencapai 2,5 meter. Jumlah bulu pada sayapnya berkisar antara 30-35. Burung pelikan tidak memiliki rongga hidung karena mereduksi total. Kakinya berjari empat dan berselaput. Ekornya pendek dengan bentuk persegi dengan 20-24 bulu.
Sarangnya dibangun dari tanah atau pasir yang digali, kadang-kadang dengan beberapa lapis reumputan. Mereka hidup secara komunal dengan koloni-koloni yang hidup di pulau.
Pelikan umumnya memulai masa kawin saat berumur dua atau tiga tahun. Musim kawin bervariasi, di Utara biasanya terjadi saat musim dingin sedangkan di Selatan tejadi pada musim semi. Tiap kali musim kawin, dihasilkan 1-3 telur berukuran 93x57 mm yang permukaannya seperti tergores. Setelah menetas, anak yang ukurannya lebih besar akan diberi makan induknya sedang yang kecil diberi lebih sedikit makanan dan akhirnya mati. Selama dua minggu pertama, anak pelikan akan diberi makan berupa cairan, kemudian akan berangsur-angsur memakan ikan.
j.        Cygnus olor
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Anseriformes
Familia            : Anseridae
Genus              : Cygnus
Species            : Cygnus olor (angsa putih)
Deskripsi :
Angsa dewasa tubuhnya dapat mencapai ukuran panjang 125-170 cm dan lebarnya 200-240  cm. Tingginya dapat mencapai 120 cm jika berdiri. Umumnya tubuh jantan lebih besar dari yang betina. Burung ini termasuk burung yang jarang terbang, mungkin karena bobot tubuhnya yang besar. Yang jantan dapat mencapai berat 12 kg dan yang betina dapat mencapai berat 15 kg. Angsa putih terberat yang pernah tercatat adalah 23 kg. Warna bulunya putih bersih.
Angsa muda warnanya tidaklah putih, tapi abu-abu kehitaman. Bagian bawahnya berwarna berkisar dari putih ke abu-abu. Namun seiring dengan usia, angsa ini akan berwarna putih, meskipun bulu (terutama di kepala dan leher) sering berwarna orange atau cokelat.
Pada angsa putih nares eksterna  sangat terlihat jelas pada paruh.  Paruhnya  lebar  tertutup  oleh  lapisan  bahan  tanduk  yang lunak. Tepi paruh berlamela atau berpematang yang  tranversal. Hewan  ini memiliki cera yang berfungsi untuk melapisi paruh. Mata berada dikanan kiri hidung dan pada bagian  lateral  kepala. Angsa  putih  mempunyai  leher  yang  panjang  namun lebih pendek   dari pada pelikan. Ekstremitas  posterior berupa kaki yang berselaput. Kakinya  terdiri atas empat jari yang masing-masingnya terdapat  cakar  pada  ujungnya.  Kakinya  berwarna  orange, tungkainya  pendek  dan ekornya  juga pendek yang  tersusun atas banyak bulu. Hewan  ini sering menekukkan lehernya  untuk  minum.  Angsa  dapat  bergerak  sangat  cepat  baik  di  air maupun  di udara. Angsa merasa  lebih  nyaman  di  dalam  air  dan  dapat  berenang  dengan  cepat berkat kakinya yang berselaput.
            Dalam bahasa inggris, angsa ini disebut sebagai “mute swan” atau angsa pendiam. Hal ini karena mereka biasanya sedikit mengeluarkan suara dibanding spesies angsa lain. Suara yang paling sering terdengar dari mereka hanya bunyi kepakan sayapnya.  Suara angsa ini termasuk unik, dapat didengar dalam radius 1-2 km yang sangat berfungsi saat terbang. Mereka biasanya sering mendengus, bersiul, atau mendesis jika ada predator.
k.      Gallus gallus

Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Gallus
Species            : Gallus gallus
Deskripsi :
Tubuh dibedakan atas bagian kepala, leher, badan, dan ekor. Paruh relatif pendek, tubuh pada umumnya ditutupi bulu berwarna putih. Leher pendek. Memiliki 2 pasang ekstremitas. Anggota gerak anterior berupa sayap, dan anggota gerak posterior berupa kaki. Berjari empat. Tungkai (kaki) relatif panjang. Bulu ekor panjang. Kaki untuk mengais dan berlari. Makanannya biji -bijian dan rerumputan. Bagian kepala dan dekat paruh terdapat jengger warna merah.
Sama halnya dengan ayam wingki, Gallus gallus ini memiliki ciri morfologi yang hamir mirip dengan ayam wingki karena Gallusgallus ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan ayam wingki. Ayam ini termasuk anggota subfilum Vertebrata karena tubuhnya tersusun oleh tulang belakang (vertebra). Ayam ini merupakan anggota superkelas Tetrapoda dimana anggota geraknya terdiri dari dua pasang. Ayam ini juga merupakan anggota kelas Aves, karena dia memiliki ciri tubuh ditutupi oleh bulu dan anggota ekstremitas anterior termodifikasi menjadi sayap. Ayam ini termasuk anggota ordo Galiformes, karena paruh yang pendek, bulu dengan cabang bulu (pada bulu ekor), tungkai panjang yang digunakan untuk berlari dan mengais makanan.
Pada bagian kepala burung ayam ini terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian lateral kepala. Mata ini dilengkapi dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Pada bagian kepala ini juga ditemukan adanya rostrum (paruh) yang terbentuk oleh bagian maxila dan bagian mandibula. Paruhnya ini berwarna coklat yang merupakan tipe paruh pelubang dan pemecah biji makanan. Pada bagian atas kepala juga ditemukan jengger berwarma merah.
Pada anggota gerak anterior termodifikasi menjadi sayap, dan anggota gerak posterior berupa kaki yang tidak berselaput. Kakinya ini tersusun oleh empat buah jari yang masing- masing jari memiliki cakar. Kaki ini bagian atas (femur/ paha) ditutupi oleh bulu sedangkan bagian tibio- fibula ditutupi oleh kulit yang menanduk dan bersisik. Bagian kaki yang ditutupi oleh sisik ini berwarna abu- abu kehitaman.
Tubuh ditutupi oleh bulu. Pada  bagian sayap dan badan tipe bulunya adalah plumae, yang merupakan bulu yang sempurna. Pada bagian dada dan leher bulunya bertipe bulu plumulae. Tubuh ayam ini seluruhnya ditutui oleh bulu.
l.        Luphura ignata
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Luphura
Species            : Luphura ignata
Deskripsi :
 Sempidan Biru adalah spesies burung yang mempunyai paruh, berdarah panas, dan bereproduksi dengan cara bertelur.
m.    Phasianus colchicus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Phasianus
Species            : Phasianus colchicus
Deskripsi :
Phasianus colchicusmerupakan burung dari keluarga Phasianidae. Iaberasal dari Rusia dan telah banyak diperkenalkan di tempat lain sebagai permainan burung. Di bagian dari jangkauan, yaitu di tempat-tempat dimana tidak ada kerabat terjadi seperti di Eropa (di mana itu naturalisasi), itu hanya dikenal sebagai "pegar". "Necked Pheasant Ring" adalah nama kolektif untuk sejumlah subspesies dan persilangan mereka.
n.      Coturnix coturnix
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Ordo                : Galliformes
Familia            : Phasianidae
Genus              : Coturnix
Species            : Coturnix coturnix
Deskripsi :
Burung puyuh adalah unggas daratan yang kecil namun gemuk. Mereka pemakan biji-bijiannamun juga pemakan serangga dan mangsa berukuran kecil lainnya. Mereka bersarang di permukaan tanah, dan berkemampuan untuk lari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. Beberapa spesies seperti puyuh jepang adalah migratori dan mampu terbang untuk jarak yang jauh. Beberapa jenis puyuh diternakkan dalam jumlah besar. Puyuh jepang diternakkan terutama karena telurnya.
3.      Classis Reptilia
a.       Varanus salvator
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Reptilia
Ordo                : Squamata
Familia            : Varanidae
Genus              : Varanus
Species            : Varanus salvator
Deskripsi :
Biawak yang pernah dilaporkan panjang maksimalnya 3 meter, tapi biawak dewasa pada umumnya hanya mencapai ukuran 1,5 meter. Tubuhnya memiliki band temporal hitam bertepi kuning yang memanjang ke belakang dari masing-masing matanya. Lehernya panjang dengan moncong yang juga panjang. Nostril berada di dekat ujung hidung. Warna biawak umumnya cokelat tua atau kehitaman dengan bintik-bintik kuning pada sisi ventralnya. Bintik kuning ini akan semakin berkurang seiring menuanya umur biawak.
            Tubuh jantan umumnya lebih besar dari yang betina, biasanya dua kali dalam massa. Individu jantan akan matang secara seksual ketika tubuhnya mencapai panjang satu meter sedangkan yang betina akan matang ketika panjang tubuhnya telah mencapai sekitar 50 cm. Musim kawin berlangsung dari April hingga Oktober. Namun reproduksi yang sukses umumnya terjadi pada bulan April, karena testis jantan akan mencapai maksimal pada bulan itu dan individu betina akan bersikap lebih terbuka. Telur yang dihasilkan biasanya disimpan di batang kayu yang melapuk.
            Perilaku menarik dari biawak mirip dengan iguana hijau. Ketika biawak merasa sedang diburu (oleh ular besar misalnya), mereka akan memanjat pohon dengan kaki-kaki mereka yang kuat. Begitu tiba di atas pohon dan merasa aman, mereka akan berdiam beberapa saat di sana, tapi bila mereka masih merasa terancam, mreka dapat melompat ke bagian sungai yang aman.
b.      Crocodylus porosus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Reptilia
Ordo                : Crocodilia
Familia            : Crocodylidae
Genus              : Crocodylus
Species            : Crocodylus porosus

Deskripsi :
Buaya muara adalah spesies reptil terbesar yang masih hidup hari ini. Buaya jantan dewasa beratnya dapat mencapai 600-1000 kg dengan panjang sekitar 4,1-5,5 meter. Namun ukurannya dapat mencapai 6 meter dengan berat lebih dari 1300 kg. Ukuran betina dewasa lebih kecil dari yang jantan. Tubuh betina dewasa hanya berkisar 2,1-3,5 meter dengan berat 450 kg. Karena hal ini, buaya muara merupakan reptil dengan dimorfisme seksual yang paling ekstrim. Panjang tubuh maksimum yang pernah tercatat adalah 9 meter, yakni seekor buaya yang ditemukan di Teluk Bengal.
            Kepala buaya muara ini sangat besar. Buaya muara muda warnanya kuning pucat dengan garis hitam-hitam dan bintik-bintik pada tubuhnya. Perubahan warna akan terjadi sampai buaya mencapai dewasa. Warna buaya dewasa akan menjadi lebih gelap dengan bintik berwarna abu-abu. Permukaan bagian ventral warnanya putih atau kuning. Buaya muara memiliki rahang yang sangat kuat dengan tidak kurang 64 gigi.
            Buaya betina biasanya mencapai umur kematangan seksual pada umur 12 tahun sedangkan yang jantan baru matang pada umur 16 tahun. Buaya betina secara normal menghasilkan telur sekitar 40-60 telur, meskipun dapat mencapai 90 telur. Telur tersebut umumnya dikubur dalam lumpur. Telur akan menghasilkan individu jantan jika suhu lingkungannya sekitar 31,6oC. Perubahan suhu sedikit saja, naik atau turun akan menghasillkan individu betina.
            Buaya menghabiskan banyak waktunya untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Jika merasa kepanasan, mereka akan masuk ke dalam air dengan hanya mata dan lubang hiudng yang berada di permukaan air. Sedangkan bila merasa kedinginan, mereka akan berbaring di bawah sinar matahari.
c.       Tomistoma schlegelli

Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Reptilia
Ordo                : Crocodilia
Familia            : Crocodylidae
Genus              : Tomistoma
Species            : Tomistoma schlegelli
Deskripsi :
Buaya senjulong juga dikenal dengan nama buaya malaya, merupakan buaya air tawar yang moncongnya tipis dan memanjang. Buaya ini merupakan satu diantara dua spesies yang masih hidup dari famili Gavialidae. Secara morfologis, buaya ini sebenarnya masuk dalam famili Crocodilidae, namun studi imunologik terbaru menunjukkan bahwa buaya ini lebih berkerabat dekat dengan buaya dari famili Gavialidae. Buaya senjulong ini panjang tubuhnya dapat mencapai 5 hingga 6 meter. Sedangkan betina dewasa panjang tubuhnya hanya sekitar 2-3 meter.
Buaya senjulong, sebagaimana buaya pada umumnya menghasilkan telur. Tidak diketahui kapan spesies ini bertelur ataupun membuat sarang. Buaya betina biasanya melepaskan telur sekitar 30-60 telur yang disimpan dalam gundukan daun kering atau tanah gambut. Setelah membangun sarangnya, induknya biasanya meninggalkan sarangnya. Hal ini sangat berbeda dengan spesies buaya yang lain, dimana induknya menjaga anaknya. Akibatnya, anak yang baru menetas memiliki resiko yang tinggi untuk dimangsa oleh predator lain seperti harimau, macan tutul atau anjing liar. Buaya muda yang menetas setelah 90 hari ini dibiarkan berjuang sendiri.



d.      Phyton reticulatus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Reptilia
Ordo                : Ophidia
Familia            : Phytonidae
Genus              : Phyton
Species            : Phyton reticulatus

Deskripsi :
Python reticulatus, juga dikenal sebagai (Asiatic) reticulated python [2]adalah sebuah spesies dari python yang ditemukan di Asia Tenggara. Hewan dewasa dapat tumbuh hingga lebih dari 28 kaki (8,7 m) panjang [3]tetapi biasanya tumbuh rata-rata 10-20 meter. Mereka adalah ular terpanjang di dunia dan reptil terpanjang, tetapi bukan yang paling banyak dibangun. Seperti semua ular, mereka constrictors non-berbisa dan biasanya tidak dianggap membahayakan manusia. Meskipun spesimen besar cukup kuat untuk membunuh seorang manusia dewasa, serangan hanya kadang-kadang dilaporkan.
Python yang tinggal di hutan hujan, hutan dan padang rumput di dekatnya. Hal ini juga terkait dengan sungai dan ditemukan di daerah yang dekat sungai dan danau.
Python yang tinggal di hutan hujan, hutan dan padang rumput di dekatnya. Hal ini juga terkait dengan sungai dan ditemukan di daerah yang dekat sungai dan danau. Ia juga seorang perenang yang sangat baik, bahkan sudah dilaporkan jauh di laut dan telah terjajah akibatnya banyak pulau kecil berada dalam jangkauan. Selama tahun-tahun awal abad kedua puluh dikatakan telah umum bahkan di bagian sibuk Bangkok , kadang-kadang makan binatang peliharaan.



4.      Superclassis Pisces
a.       Paracheirodon innesi

Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Characiformes
Familia            : Characidae
Genus              : Paracheirodon
Species            : Paracheirodon innesi
Deskripsi :
Ikanini dicirikan oleh sebuah warna-warni di sepanjang garis biru horizontal setiap sisiikan dari hidungke dasar siripadiposa, dan gariswarna-warni merah yang dimulai padatengah tubuh danposterior meluas kebagian bawah sirip ekor . Kebanyakan,jika tidak semua, akan mengembangkan kemilau hijau zaitunlapisan punggung mereka. Ikan itu benar-benar transparan (termasuk sirip) kecuali untuk tanda-tandatersebut. Selama malam, perak menjadi birudan merah sebagaiikan terletak-itu mengaktifkan kembali setelah menjadi aktif di pagi hari. Ini tumbuh menjadi sekitar 3 cm(1.2 in) panjang keseluruhan. Dimorfisme seksualadalah sedikit, betinamemiliki perut yang sedikit lebih besar, dan membungkuk warni daripadagaris lurus stripesang jantan.
Neon tetras dianggap mudah untuk tetap dalam akuarium komunitas yang setidaknya 60 cm (24 inci), dengan pH 6,0-7,8 dan KH dari 1,0-2,0. Namun, mereka akan mati jika trauma dengan perubahan dramatis untuk lingkungan mereka. Mereka cenderung pemalu dan, karena ukurannya yang kecil, tidak harus disimpan dengan ikan besar atau agresif yang mungkin menggertak atau hanya memakannya. Campuran ikan yang baik dalam akuarium jenis lain tetras, seperti tetra aneh-hidung, tetra kardinal, dan tetra glowlight, dan ikan masyarakat lainnya yang hidup baik dalam kondisi air Tetra ideal. Tingkat menengah pengumpan, mereka terbaik disimpan di sekolah-sekolah dari enam atau lebih, dengan dampak shoaling ketika mereka bergerak di sekeliling tangki. Mereka kawanan alami di alam liar dan karena itu lebih bahagia, lebih berwarna cerah, dan lebih aktif ketika disimpan sebagai kawanan sebagai lawan tunggal dan merasa lebih aman. Warna warni yang mereka dan garis bisa menjadiremang-remang di malam hari, dan dapat dilakukan tanpa terlihat setelah masa kegelapan. Warna juga dapat memudar selama masa stress, seperti intervensi manusia ke dalam tangki. Neons yang terbaik disimpan dalam tangki padat ditanami dengan cahaya tenang dan suhu ideal 74-80 derajat Fahrenheit menyerupai lingkungan aslinya Amazon.
Untuk berkembang biak Neon tetras, tempat sepasang spesies dalam tangki pembiakan tanpa cahaya, dan secara bertahap meningkatkan pencahayaan hingga pemijahan terjadi. Induser lainnya termasuk larva nyamuk dan kekerasan kurang dari 4 derajat. Beberapa juga menyarankan membiarkan tingkat kenaikan nitrat, kemudian melakukan perubahan air setidaknya 50% untuk mensimulasikan hujan segar tetras dapatkan di habitat alami mereka, Amazon. Disarankan bahwa semua yang Anda tempat di akuarium disterilkan, serta bagian atas akuarium. Karena orang dewasa akan sering makan goreng yang baru menetas, yang terbaik adalah menghapusnya segera setelah telur telah dibentangkan. Telur yang sangat sensitif terhadap cahaya. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam setelah bertelur. Fry bisa diberi makan infusoria, terutama rotifera dan kuning telur selama 1 sampai 4 minggu, diikuti oleh nauplii udang air garam, dicukur hati sapi, dan diet dirumuskan. Fry akan mencapai warna dewasa mereka di sekitar satu bulan usia. Orang dewasa dapat bertelur setiap dua minggu.
b.      Amphilopus trimachulatus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Familia            : Cichlidae
Genus              :Amphilopus
Species            : Amphilopus trimachulatus
Deskripsi :
Luo han pertama kali muncul di Malaysia sekitar tahun 1996-1997. Pada ketika itu ia dipercayai daripada keturunan Amphilophus trimaculatus.

Setelah beberapa generasi, bentuk ikan ini berubah daripada induk asalnya. Selepas itu penternak ikan mula mengacuk ikan tersebut dengan Blood Parrot yang merupakan hibrid dari C. citrinellum X C. synspilum. Dari hasil kacukan silang inilah lahir baka Luo han yang dikenali masa kini.

Pada awalnya, hasil silangan tersebut tidak diterima secara meluas, tapi setelah dilakukan "penyempurnaan" maka terhasil bentuk dan corak warna yang disukai. Kemudian ikan tersebut diberi nama "Flowerhorn" atau "Luohan". Proses pemilihan dan kacukan terus berlangsung sehingga dihasilkan pelbagai jenis Luo Han dengan beraneka warna dan corak.
c.       Trichogaster trichopterus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Familia            : Osphronemidae
Genus              : Trichogaster
Species            : Trichogaster trichopterus
Deskripsi :
Ikan sepat dahlia yang bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga 120mm. Perak buram kebiruan atau kehijauan, dengan beberapa pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam masing-masing sebuah pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor. Namanya dalam bahasa Inggris, Three spot gourami, merujuk pada kedua bintik hitam itu, ditambah dengan mata sebagai bintik yang ketiga. Sirip ekor berlekuk (berbelah) dangkal, berbintik-bintik.
Warna tubuh ikan ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun pola-pola warna tubuhnya. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek.
Sepat rawa menyebar di Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong, dan di Indonesia barat, yakni di Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Sekitar tahun 1938, sepat ini dimasukkan ke Danau Tondano dan tempat-tempat lain di Sulawesi.
Ikan ini hidup di rawa-rawa, danau, aliran-aliran air yang tenang, dan umumnya lahan basah di dataran rendahtermasuk sawah-sawah serta saluran irigasi. Di saat musim banjir, penyebarannya meluas mengikuti aliran banjir ini. Sepat rawa memangsa zooplankton, krustasea kecil dan aneka larva serangga. Pada musim berbiak, ikan jantan membangun sebuah sarang busa untuk menampung dan memelihara telur-telur sepat betina, yang dijagainya dengan agresif.
Sepat, sebagaimana kerabat dekatnya yakni tambakan, gurami, betok, dan cupang, tergolong ke dalam anak bangsa (subordo) Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup oksigen langsung dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain.
Bersama dengan sepat siam yang bertubuh lebih besar, ikan ini merupakan ikan konsumsi yang digemari dan cukup penting; meskipun ikan segarnya umumnya hanya bernilai lokal. Pada musim-musim banjir, ikan sepat sering didapat dalam jumlah besar dan diasinkan untuk mengawetkannya. Ikan sepat asin merupakan komoditas penting bagi wilayah-wilayah bersungai besar seperti Jambi. Ikan sepat juga dapat difermentasi menjadi bekasam.
Sepat rawa yang telah diseleksi dalam penangkaran memiliki aneka pola warna. Ikan ini lebih populer daripada sepat siam dalam perdagangan ikan hias. Sepat rawa termasuk tahan dan mudah dipelihara dalam akuarium.



d.      Astronotus ocellatus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Familia            : Cichilidae
Genus              : Astronotus
Species            : Astronotus ocellatus
Deskripsi :
Bentuk tubuh oskar mirip mujair atau nila persamaan lain juga pada bentuk sirip dan mulut. Perbedaan hanya pada warna dasar yaitu warna antara coklat gelap, merah kekuning-kuningan. Secara keseluruhan ikan nampak berwarna hitam dengan bercak-bercak kuning keemasan pada punggung, sedang di bawah perut, dibelakang tutup insang. serta dekat bagian sirip ekor nampak bercak-bercak merah, mulut besar dan bergerigi. Sirip punggung berbentuk lebar yang ujungnya terletak berseberangan dengan sirip dada. Bagian belakang sirip punggung maupun sirip anus berbentuk meruncing dengan ujung agak tumpul. Sirip ekor berbentuk bulat.
Ikan oscar (Astronatus Ocellatus) merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari sungai Amazon, Panama, Rio-Paraguay dan Tio-Negro Amerika Selatan, serta sudah tersebar ke seluruh dunia. Ikan ini sudah dapat dikembangkan di Indonesia.
Ikan oscar mempunyai bentuk dan warna yang menarik. Warna tubuhnya kehitam-hitaman dengan motif batik berwarna kuning kemerahan. Ikan ini membutuhkan perlakuan khusus pada cara pengembangbiakannya, sehingga agak sulit untuk dibudidayakan.
Perilaku  : Ikan oskar terkenal sebagai ikan yang tidak mudah kerasan ditempat yang baru. Pemindahan ikan dari satu tempat ke tempat lain mudah menimbulkan stres dan sering mempercepat kematian. Ikan oskar termasuk juga ikan yang cerdas. Barangkali karena kecerdasan itu pulalah yang menjadikannya cenderung bersifat nakal. Ikan oskar akan cepat mengenali tuannya entah pemilik atau hanya sekedar perawatnya.
Reproduksi : Ikan oskar tidak sulit dikawinkan dan tidak membutuhkan perlakuan yang khusus. Ikan oskar biasa dipijahkan pada saat tubuh mencapai ukuran panjang 10 sampai 12 cm. yang biasanya sudah mencapai kematangan kelamin. Telur menetas setelah 24 hari.
Pakan : Kebiasaan makan setiap oskar bervariasi. Adapun beberapa ikan yang hanya menyukai dan lahap menyantap pakan hidup seperti ikan-ikan kecil, udang kali. jentik nyamuk dan jengkerik. Namun ada di antara ikan-ikan ini yang hanya menyukai makanan tambahan seperti potongan hati sapi. potongan ikan yang dicacah, kornet dan lain sebagainya.
Habitat : Di perairan air tawar yang beriklim sedang dengan suhu antara 20 sampai 250c.
e.       Scleropages formosus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Osteoglossiformes
Familia            : Osteoglossidae
Genus              : Scleropages
Species            : Scleropages formosus
Deskripsi :
Ikan ini agak bulat, tidak memanjang sangat banyak, dengan kompresi lateral yang kuat. mulut kecil dan hidung dan kening yang curam, mirip dengan Discus. Bagian lunak sirip punggung dan dubur panjang dan menunjuk dan di sirip anal laki-laki mencapai ke tepi bulat sirip (ekor) ekor. Para Sirip punggung dan sirip dubur lebih pendek pada betina. The Ventral (sisi) sirip pada kedua jenis kelamin yang memanjang. The Severum dapat mencapai ukuran hampir delapan inci.
Golden Severum adalah salah satu yang paling tersedia dari Severums. Varietas dari Severum, juga disebut Cichlid Banded, mudah dikenali dan populer dengan aquarists baik pemula dan lanjutan. Mereka datang dalam banyak kombinasi warna yang menarik dan murah, pinjaman mereka referensi lucu sebagai 'diskus orang miskin' itu. Dibandingkan dengan 12 "Discus, lebih kecil ukuran mereka secara keseluruhan 7" membuat mereka lebih mudah dikelola karena mereka dapat disimpan dalam akuarium lebih kecil. Mereka memiliki disposisi yang besar dan perilaku unik yang telah memberikan mereka berikut besar.
            The Golden Severum ini cukup sulit untuk merawat, tetapi tidak sesulit Discus. Mereka dapat mudah untuk merawat jika ada perubahan air dilakukan sering. Air lebih lembut lebih disukai dan memiliki tutup, karena mereka akan melompat jika takut. Sebuah dekorasi yang akan memungkinkan 'alami' divisidi wilayah juga akan digunakan sebagai media pemijahan. Sertakan batu bersama dengan potongan-potongan kayu apung tenggelam. Mereka menikmati akuarium padat ditanam. Tanaman Floating adalah pilihan "hang out" tempat untuk ikan ini. Hanya dedikasi sedikit akan menuai hasil yang menyenangkan dari ikan ini. Jika kualitas air diabaikan, karena dengan semua penyakit, Cichlids dan kematiandapat terjadi.
Severum, seperti Discus, adalah ikan bertubuh tinggi dan lateral dikompresi. Warna latar belakang hijau dengan perut yang sedang berwarna emas lebih kekuningan. Ada delapan band vertikal hitam sepanjang sisi dalam remaja dan spesimen yang lebih muda yang menjadi kurang jelas pada orang dewasa. Band-band ini memunculkan nama umum mereka 'Banded Cichlid'. Mereka memiliki 'sikap' yang menarik memberi mereka penampilan tampak dari selalu melihat ke atas. Beberapa warna telah diproduksi oleh pemuliaan tangki seperti coklat, emas hijau,, dan pirus. Golden Severum adalah tawanan dibesarkan warna morph dari Severum atau Banded Cichlid. Mereka memiliki tubuh berbentuk oval yang mendalam tetapi dalam warna kuning pucat. Sirip dubur mereka, panggul dan dada semua kuning, sedangkan ekor dan sirip punggung cenderung menjadi putih dengan bintik kuning. Mata mereka berwarna kuning juga.
Semua berbagi Cichlids fitur umum bahwa beberapa ikan laut seperti ikan keling dan kakatua punya dan itu adalah yang dikembangkan dengan baik faring set gigi yang ada di tenggorokan, bersama dengan gigi reguler mereka. Cichlids memiliki sinar berduri di bagian belakang sirip anal, punggung, dada, dan perut untuk membantu mencegah predator. Bagian depan dari sirip yang lembut dan sempurna untuk posisi yang tepat dan gerakan mudah di dalam airsebagai lawan berenang cepat.Cichlids memiliki satu lubang hidung pada setiap sisi sedangkan ikan lain memiliki 2 set. Untuk rasa "bau" di air, mereka menyedot air dan mengeluarkan air segera kembali keluar setelah "sampel" untuk waktu yang singkatatau lebih, tergantung pada seberapa banyak cichlid perlu "bau" air. Fitur ini juga dimiliki oleh betok laut dan Cichlids dianggap berkaitan erat.
f.       Melano jacnia
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Familia            : Cichlidae
Genus              : Melano
Species            : Melano jacnia
Deskripsi :
Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun, dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan menempelkan telur pada tanaman air. Kwalitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur air 23 - 26 ° C. Ph. air sebaiknya diatas 7. Jenis ikan ini dapt hidup dan berkembang-biak dalam aquarium maupun bak semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah berumur + 7 bulan dalam ukuran 5 - 7 cm. Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu air, cacing zambut atau cuk. Supaya ikan dapat tumbuh dengan baik selama pemeliharaan bertelur, air harus klop memenuhi persyaratan dan dilakukan penggantian air + 1 minggu 1 kali
g.      Notopterus chitala
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Osteoglossiformes
Familia            : Notopteridae
Genus              : Notopterus
Species            : Notopterus chitala
Deskripsi :
Awalnya belida tersebar di kawasan Asia Tenggara dan India. Di Indonesia belida hidup di anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan daerah rawa di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terutama Jawa Barat.
Dibandingkan ikan lain, belida lebih sulit berkembang. Di samping lebih sedikit memproduksi telur, ikan ini memiliki banyak musuh seperti ikan gabus, ular, dan biawak.
Ada dua jenis belida bangkok yang beredar di pasaran. Satu berwarna abu-abu keperakan, lainnya albino. Keduanya memiliki belang hitam dengan garis tepian putih.
h.      Serrasalmus sp.
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis            : Actinopterygii
Ordo               : Characiformes
Familia            : Serrasalmidae
Genus             : Serrasalmus
Species            : Serrasalmus sp.
Deskripsi :
Ikan ini terkenal sangat ganas, agresif dan pemakan daging. Banyak terdapat di sepanjang batang Sungai Amazone.
Kebanyakan mengalir dalam batang sungai itu di sepanjang daerah Brazilia dan Venezuela. Banyak jenisnya. Yang paling agresif ialah yangberukuran sedang. Rata-rata beratnya antara 600 sampai 700 gram. Ada juga yang satu kg, tetapi jarang. Bahkan ada yang besar dan beratnya sampai 5 kg. Tetapi yang paling terkenal ganas dan agresifnya adalah yang berbadan sedang antara 600 sampai 700 gram itu.
Ikan piranha lainnya dari ikan jenis lain memiliki gigi runcing dan tajam, ada kemiripan dengan gigi ikan hiu. Badan bagian bawahnya berwarna merah dan ada yang berjenis bermata-merah.
Ikan piranha ini yang termasuk jenis agresif dan ganas ini biasanya bergerombolan dan apabila sudah mendapatkan mangsa semakin banyak berkumpul, tampak seperti gumpalan ikan sarden atau ikan teri menghitam.
Apa saja disambar dan secepat kilat diterkamnya. Pada tahun 1930-an ada beberapa rombongan ekspedisi yang sengaja menyelidki tingkah-laku ikan piranha ini.
Dalam percobaan mereka menjatuhkan seekor kambing yang sengaja sedikit dilukai buat memancing bau dan warna darah bagi piranha. Dan segera ratusan piranha menerkam dan merobek-robek daging kambing itu.
Tak sampai satu jam, kambing tersebut hanya tinggal kerangka tulangnya saja. Ada lagi rombongan sapi yang menyeberangi sungai, lalu ada seekor sapi yang terluka kakinya. Dan darah sapi tersebut memancing bau yang sangat diincar oleh piranha. Dan piranha yang sangat ganas itu bagaikan gelombang yang sangat rebut, lompat-melompat merobek daging sapi itu.
Dan dalam beberapa puluh menit saja, seekor sapi yang besar itu segera menjadi kerangka tulang yang dagingnya sudah hilang semua.
Sebaliknya penduduk Indian yang berdiam sepanjang batang sungai Amazone baik yang di Brazilia maupun yang di Venezuela sering menangkap piranha ini atau sengaja memancing atau menombak dan memburu piranha.
Apabila ada ikan piranha terkena pukat atau jala atau mata pancing, segera piranha itu diketok atau dipukul kepalanya agar segera mati. Sebab piranha sangat berbahaya. Sedangkan ikan lainnya tidak diperlalukan begitu. Hanya khusus bagi ikan piranha yang ganas dan buas itu.
Biasanya apabila ada rombongan atau gerombolan piranha yang menyemut banyaknya nelayan sepanjang sungai Amazone itu menghindarinya. Lebih baik tidak "mengadakan kontak" dengan para pengganas dan perompak-daging itu.
Ikan piranha terkenal ikan yang enak dagingnya. Ikan yang banyak tulangnya termasuk piranha ini adalah termasuk yang enak dan lezat dagingnya.
Ini bagi masarakat yang sudah masuk menu restoran. Bagi rakyat biasa cukup dipanggang biasa saja. Beberapa negara melarang mengimpor dan memasukkan ikan ini, termasuk Indonesia. Sebab ikan piranha ini termasuk ikan perusak dan pemakan ikan lainnya.
Bentuk perawakan piranha tidaklah sebagus ikan hias lainnya. Tetapi piranha bentuknya anggun, gagah, kukuh. Sedikit seperti ikan bawal atau ikan dorade atau ikan bulat.
i.        Apteronotus albifrons
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis            : Actinopterygii
Ordo               : Gymnotiformes
Familia            : Apteronotidae
Genus             : Apteronotus
Species            : Apteronotus albifrons
Deskripsi :
Black Ghost  atau Apteronotus albifrons adalah  ikan asal  sungai Amazon, Rio Paraguay, Brazil, Peru, Ekuador, Venezuela dan Guyana.   Ikan ini merupakan ikan   pendamai.  Ukurannya bisa mencapai 50 cm  dengan panjang rata-rata sekitar 35 cm.   Bentuk  tubuhnya pipih memanjang dengan  warna tubuh hitam dan berbercak putih atau kuning dibagian ekornya.  Berdasarkan bentuk tubuhnya tersebut Black Ghost digolongkan  kedalam ikan pisau (Knifefishes), yaitu gologan ikan  berbentuk menyerupai pisau yang melebar di  bagian kepala dan badan kemudian meruncing  dibagian perut.  
Black Ghost juga digolongkan kedalam "electric fishes", ikan yang mampu menghasilkan listrik.  Ikan ini digolongkan dalam ikan penghasil listrik lemah (< 1V/cm) dengan frekwensi medan listrik antara 0.1 - 10 kHz.  Listrik ini digunakan untuk mengenali objek disekitarnya dan untuk berkomunikasi dengan ikan listrik lainnya.  Sering disarankan agar Black Ghost tidak dipelihara lebih dari 2 ekor dalam satu tempat, atau dicampur dengan  ikan penghasil listrik lainnya seperti,  ikan gajah (Gnathonemus elephas, atau Gnathonemus petersii), karena hal ini diduga akan dapat saling mengganggu "sistem radar dan sistem navigasi" yang mereka miliki.    Black Ghost  diketahui sering juga memancarkan listriknya untuk mengejutkan ikan lain yang mencoba mendekati dan  "mengisengi" ekornya karena disangka sebagai mangsa.
Black Ghost hidup pada selang suhu 23 - 28 °C , pH 6. 5 - 7.5, dan kesadahan GH 5 - 15 (lunak).   Meskipun demikian secara umum  Black Ghost dapat hidup pada berbagai kondisi air yang bervariasi. 
Black Ghost merupakan karnivora,  makanan utamanya adalah pakan hidup, terutama cacing rambut.  Cacing  dapat pula diberikan dalam bentuk beku. Sampai tahap tertentu dapat pula menerima pakan kering.  
Secara umum Black Ghost  merupakan ikan pemalu dan dianjurkan untuk dipelihara dalam akuarium gelap dengan banyak tempat persembunyian seperti akar, kayu, atau bebatuan. Dianjurkan pula untuk memberikan dasar berpasir halus dengan banyak tanaman.
Black Ghost termasuk salah satu ikan yang berhasil diternakan dalam akuarium.  Ikan ini tergolong egg layer.  Dalam proses  breeding sering disiapkan batu, batang pohon pakis, atau lembaran keramik sebagai sarana untuk penempelan  telur mereka.
Perbandingan induk betina dan jantan untuk keperluan breeding adalah 2 : 1. Breeding dapat diakukan secara masalnya, misalnya dengan menempatkan 10 ekor induk betina dengan 5 ekor induk jantan pada satu akuarium.  Ikan jantan dan betina dapat dibedakan dengan membandingkan jarak mulut ke tutup insang.  Ikan jantan pada umumnya akan memiliki jarak yang lebih panjang dibandingkan dengan ikan betina.  Selain itu, ikan jantan pada umumnya mempunyai bentuk tubuh lebih langsing dibandingkan dengan induk betina yang biasanya berperut gendut.  Ikan ini biasanya sudah akan matang telur setelah berusia 1 tahun atau setelah mencapai panjang tubuh sekitar 15 cm. 
Akuarium breeding biasanya dibuat relatif gelap, hal ini dapat dilakukan dengan menutup akuarium yang bersangkutan dari gangguan sinar.  Pemijahan Black host terjadi pada malam hari. Apabila pemijahan telah terjadi, maka menjelang pagi hari, disarankan untuk segara mengeluarkan media penempelan telur dari dalam akuarium pemijahan dan memindahkannya kedalam akuarium penetasan  untuk menghindari telur-telur tersebut  dimangsa oleh induknya.   Telur yang dihasilkan  bisa mencapai 200 butir setiap hari.
Telur pada umumnya akan menetas setelah tiga hari.  Pada hari kesepuluh burayak sudah bisa diberi naupli Artemia.  Selanjutnya setalah burayak  beruaia  14 -16 hari sudah dapat diberi pakan lain seperti cacing rambut.  Dalam waktu 2 bulan, umumnya burayak sudah akan bisa mencapai ukuran 5 cm (2 inchi).
Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di malam hari (nokturnal), sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daun, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai. Dilihat dari kebiasaan berenangnya, ikan ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya di dasar sungai. Namun yang masih kecil akan berenang ke atas dan ke bawah perairan dengan lincahnya.



j.        Datnioides microlepis
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis            : Actinopterygii
Ordo               : Perciformes
Familia            : Datnioididae
Genus             : Datnioides
Species            : Datnioides microlepis
Deskripsi :
Memiliki tubuh terdalam dari setiap jenis Coius, 2,1-2,4 kali dalam SL. Spesimen dari Asia Tenggara daratan selalu dengan lima bar penuh, spesimen dari Kalimantan dengan 6-7 bar, semua biasanya terus di permukaan bagian bawah tubuh. Pertama memperluas bar yang tak terputus dan tak berkurang di operkulum dan ke daerah dada, dan terus melintasi permukaan ventral tubuh, sebuah tanda hitam didefinisikan dengan baik di bagian bawah tubuh segera depan dasar sirip perut (tidak hadir dalam Coius lainnya). Sebagian bar hampir selalu absen. Bercabang punggung jari 14-18; sinar dubur bercabang 9-11, biasanya 10
Mendiamiair tawar sungai, danau dan waduk, sering mengunjungi daerah-daerah dengan banyak cabangterendam, seperti hutan banjir. Ikan dewasamemakan udang kecil, goreng ikan danikan kecil sementara orang muda mengambilzooplankton.Juga feedpada kepiting, cacingdan larva seranggadan tanaman. Makananikan yang dipasarkansegar dan seringterlihat di dalam akuarium perdagangan
k.      Amphiprion percula
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Familia            : Pomacentridae
Genus              : Amphipiron
Species            : Amphiprion percula
Deskripsi :
Amphiprion percula adalah ikan akuarium. Seperti clownfish lainnya (juga disebut ikan anemon), sering tinggal di asosiasi dengan anemon laut. percula A. dikaitkan khusus dengan Heteractis magnifica dan Stichodactyla gigantea, dan sebagai larva menggunakan isyarat kimia dilepaskan dari anemon untuk mengidentifikasi dan menemukan spesies inang yang tepat untuk menggunakannya untuk tempat tinggal dan perlindungan. Hal ini menyebabkan pemilihan preferensial ketika menemukan spesies anemon mereka tuan rumah. Meskipun populer, mempertahankan spesies ini di penangkaran adalah agak rumit. Great Barrier Reef Marine Park Authority mengatur jumlah koleksi izin yang dikeluarkan untuk pedagang ikan akuarium yang mencari ini, dan ikan tropis lainnya di Great Barrier Reef Marine Park. The commensalism antara ikan anemon dan anemon tergantung pada kehadiran ikan gambar ikan lain ke anemon, di mana mereka disengat oleh tentakel berbisa tersebut. anemon ikan membantu dengan memberikan perlindungan dari predator, yang meliputi bintang mengular, ikan keling, dan lainnya betok, dan ikan membantu anemon dengan makan itu, meningkatkan oksigenasi, dan menghapus materi limbah dari tuan rumah. Ada berbagai macam hipotesis tentang kemampuan ikan untuk hidup dalam anemon tanpa dirugikan. Satu studi dilakukan di Marineland di Pasifik oleh Dr Demorest Davenport dan Dr Kenneth Noris pada tahun 1958 menunjukkan bahwa lendir yang dikeluarkan oleh ikan anemon mencegah anemon dari pemakaian nematocysts mematikan yang menyengat. Sebuah Hipotesis kedua adalah bahwa percula A. telah memperoleh kekebalan terhadap racun dari anemon laut, dan telah terbukti secara eksperimental untuk menjadi kombinasi keduanya. Ikan feed pada ganggang, zooplankton, cacing, dan krustasea kecil.
The Percula Amphiron dapat tumbuh menjadi 11cm panjangnya, tetapi berada pada rata-rata 8cm, dan dapat diakui oleh tiga garis putih di seluruh tubuh oranye cerah, dengan tidak ada perbedaan warna antara jenis kelamin. Bar putih anterior ditempatkan tepat di belakang mata; bar tengah berjalan lurus di tengah ikan, dan bar posterior terjadi di dekat sirip ekor. Sebuah tonjolan memproyeksikan anterior juga ada pada baris tengah. Selain warna putih, hitam merayap menguraikan setiap sirip dengan berbagai ketebalan. Spesies ini bisa salah untuk spesies yang sama clownfishes, A. ocellaris. Hal ini dikenal sebagai clownfish ocellaris dan kadang-kadang disebut sebagai "clownfish percula palsu"atau "clownfish umum" karena warna yang sama dan pola. The "termudah" cara untuk membedakan kedua jenis adalah kenyataan bahwa percula A. memiliki 10 duri pada sirip punggung pertama dan A. ocellaris memiliki 11, yang merupakan perbedaan lebih bisa diandalkan daripada pola warna. The Oscellaris A. tidak memiliki tebal hitam merayap menguraikan sirip.
l.        Metynnis hypsauchen
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Characiformes
Familia            : Characidae
Genus              : Metynnis
Species            : Metynnis hypsauchen
Deskripsi :
Metynnis hypsauchen berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan. Sifatnya cenderung herbivore. Tubuhnya berwarna keperakan dan sangat aktif bergerak. Ikan ini sangat digemari pecinta ikan hias sehingga permintaannya tinggi. Silver Dolar juga disebut piranha imitator karena bentuk tubuhnya seperti piranha.

Ikan ini sangat senang hidup di lingkungan perairan yang teduh dan tidak terlalu. terang. Suhu optimalnya sedang, antara 25-28° C. Keasaman air optimal sekitar 6,5-7,0 dengan kekerasan sekitar 10° dH. Antara jantan dan betina sangat mudah dibedakan. Jantannya lebih langsing dan ditandai dengan warna yang sedikit kemerahan pada sirip perut. Pada betina, warna sirip perut lebih merah. Selain itu, bentuk sirip jantan agak segi tiga membulat, sedangkan betina tumpul lurus.

m.    Carassius auratus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Actinopterygii
Ordo                : Cypriniformes
Familia            : Cyprinidae
Genus              : Carassius
Species            : Carassius auratus
Deskripsi :
Ikan ini merupakan ikan air tawar dalam keluarga Cyprinidae Cypriniformes pesanan. Itu adalah salah satu ikan paling awal untuk dijinakkan, dan merupakan salah satu ikan akuarium paling sering disimpan. Seorang anggota yang relatifkecil dari keluarga ikan mas (yang juga termasuk ikan mas koi dan ikan mas crucian), ikan mas adalah versi peliharaan dari ikan mas yang kurang-warna-warni (Carassius auratus) berasal dari Asia timur. Ini pertama kalidijinakkan di Cina lebih dari seribu tahun yang lalu, dan beberapa keturunan yang berbeda sejak dikembangkan. Goldfish breeds sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk tubuh, konfigurasi sirip dan warna (berbagai kombinasi oranye putih, kuning,, merah, coklat, dan hitam diketahui).
Ikan mas adalah ikan kolam populer, karena mereka kecil, murah, penuh warna, dan sangat kuat. Dalam sebuah kolam renang atau taman air, mereka bahkan dapat bertahan hidup untuk jangka waktu yang singkat jika es terbentuk pada permukaan, selama ada cukup oksigen tersisa di air dan kolam tidak membeku padat. ikan mas Common, London dan shubunkins Bristol, jikin, wakin, komet dan beberapa ikan mas ekor kipas lebih keras dapat disimpan dalam kolam sepanjang tahun di daerah beriklim sedang dan subtropis. Moor, veiltail, oranda dan Lionhead dapat disimpan dengan aman di kolam renang hanya di musim panas, dan dalam iklim tropis lebih. Kolam besar kecil sampai kedalaman baik-baik saja meskipun harus minimal 80 cm (31.5 in) untuk menghindari pembekuan. Selama musim dingin, ikan mas menjadi lamban, berhenti makan, dan sering tinggal di dasar kolam. Ini benar-benar normal, mereka menjadi aktif lagi di musim semi. Filter ini penting untuk membersihkan sampah dan menjaga kolam bersih. Tanaman sangat penting karena mereka bertindak sebagai bagian dari sistem filtrasi, serta sebagai sumber makanan bagi ikan. Tanaman lebih menguntungkan karena mereka meningkatkan kadar oksigen di dalam air.
ikan ini diklasifikasikan sebagai ikan Coldwater, dan dapat hidup dalam akuarium tidak dipanaskan pada suhu yang nyaman bagi manusia. Namun, perubahan suhu yang cepat (misalnya di gedung perkantoran di musim dingin ketika panas dimatikan di malam hari) dapat membunuh mereka, terutama jika tangki kecil. Perawatan juga harus diambil saat menambahkan air, karena air yang baru mungkin suhu yang berbeda. Suhu di bawah sekitar 10 ° C (50 ° F) yang berbahaya untuk varietas mewah, meskipun commons dan komet dapat bertahan suhu sedikit lebih rendah. Sangat suhu tinggi (di atas 30 ° C (86 ° F) juga dapat membahayakan ikan mas. Namun, suhu yang lebih tinggi dapat membantu melawan infestasi protozoa dengan mempercepat hidup parasit-siklus-sehingga menghilangkan lebih cepat. Suhu optimum untuk ikan mas adalah antara 20 ° C (68 ° F) dan 22 ° C (72 ° F).SimakBaca secara fonetik
n.      Mastacembelus frythrotaenic
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis            : Actinopterygii
Ordo               : Synbranchiformes
Familia            : Mastacembelidae
Genus             : Mastacembelus
Species : Mastacembelus frythrotaenic
Deskripsi :
Belut api merupakan ikan yang sangat memanjang (bukan belut benar) dengan menunjuk moncong yang khas dan mulut underslung. Tubuh lateral dikompresi, terutama yang ketiga belakang, di mana rata karena bergabung dengan sirip ekor dan membentuk ekor diperpanjang. Ini adalah bagian dari kelompok yang disebut ikan belut berduri yang juga mencakup Tire Track dan belut Merak. Kelompok ini mendapat "berduri" bagian dari nama umum dari duri punggung banyak kecil yang mendahului sirip punggung. Mewarnai Dasar belut kebakaran berwarna coklat tua / abu-abu, sedangkan perut umumnya warna yang lebih ringan dengan warna yang sama. Pola bervariasi oleh individu. Biasanya beberapa garis lateral merah terang dan bintik-bintik tanda tubuh. Tanda-tanda merah bervariasi dalam intensitas, tergantung pada usia dan kondisi individu. Biasanya tanda-tanda berwarna kuning / amber pada ikan muda, berubah menjadi merah tua pada yang lebih besar. Seringkali sirip dubur, dada, dan punggung memiliki tepi merah.
Belut api bisa tumbuh hingga ukuran yang sangat besar di alam bebas dengan spesimen sering melebihi 1,2 meter (4 kaki) panjang. Namun, karena faktor pembatas dalam lingkungan penangkaran mereka biasanya mencapai maksimum sekitar 55 cm (21,7 in) bahkan di akuarium sangat besar.
Ikan umumnya beradaptasi sangat baik untuk sebuah akuarium komunitas. Spesimen kecil sampai sekitar 15 sentimeter (5,9) dapat disimpan dalam tangki berukuran 60 cm (23,6 in) 75 liter (20 US gal) (sekalipun sifat menggali mereka berarti bahwa mereka bisa mencabut tanaman dan bogwood bergerak dll).
Ikan yang lebih besar memerlukan tank tidak proporsional lebih besar dan sahabat mereka harus ukuran sepadan untuk mencegah predator berapi-api. Mereka memiliki kecenderungan untuk bertarung dengan ikan lain dari spesies yang sama.
Belut Api yang cerdas. Mereka cepat belajar untuk mengenali menggembalakan mereka dan bahkan siap menerima makanan dari tangan. Air harus 25-27 ° C (77-81 ° F) dengan APH dari 6-7,5. Sebuah sedikit garam disambut tapi tidak penting.
Ikan ini hanya memakan makhluk hidup, termasuk tubifex, ikan, udang air garam, mosquitolarvae, bloodworms, kerang dll.


  1. TABEL PENGAMATAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Taman Marga Satwa Kinantan, Bukittinggi, 12 Desember 2010 ditemukan beberapa spesies dari berbagai kelas pada subphylum Vertebrata. Namun kami tidak menemukan satu spesies pun dari classis Amphibia pada kuliah lapangan ini. Nama-nama spesies yang ditemukan adalah sebagai berikut :
No.
Classis /Superclassis
Jumlah
Genus
Spesies
1.
Pisces
14
Paracheirodon
Amphilopus
Trichogaster
Astronotus
Scleropages
Melano
Notopterus
Serrasalmus
Apteronotus
Datnoides
Amphiprion
Metynnis
Carassius
Mastacembelus
Paracheirodon innesi
Amphilopus trimachulatus
Trichogaster trichopterus
Astronotus ocellatus
Scleropages formosus
Melano jacnia
Notopterus chitala
Serrasalmus sp.
Apteronotus albifrons
Datnioides microlepis
Amphiprion percula
Metynnis hypsauchen
Carassius auratus
Mastacembelus frythrotaenic
2.
Reptilia
4
Varanus
Crocodilus
Tomistoma
Phyton
Varanus salvator
Crocodilus porosus
Tomistoma schlegelli
Phyton reticulatus
3.
Aves
14
Argusianus
Luphura
Phasianus
Pavo

Porphyrio
Eclectus
Gallus

Numida
Syrmaticus
Pelecanus
Cygnus
Coturnix
Argusianus argus
Luphura ignata
Phasianus colchicus
Pavo cristata
Pavo muticus
Porphyrio porphyrio
Eclectus roratus
Gallus domestica
Gallus gallus
Numida meleagris
Syrmaticus rvessi
Pelecanus conspicillatus
Cygnus olor
Coturnix coturnix
4.
Mammalia
18
Cervus
Axis
Camelus
Thylogale
Elephas
Arctitis
Tapirus
Sus
Helarctus
Nycticebus
Hylobates
Macaca
Pongo
Hystrix
Lepus
Neofelis
Capra
Panthera
Cervus unicolor
Axis axis
Camelus dromedarius
Thylogale bruijni
Elephas maximus
Arcitis bintorong
Tapirus indicus
Sus scrofa
Helarctus malayanus
Nycticebus coucang
Hylobates syndactylus
Macaca pangensis
Pongo pygmaeus
Hystrix javanicus
Lepus nigricollis
Neofelis nebulosa
Capra aegagrus
Panthera tigris
TOTAL
58





BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
1.      Pisces adalah hewan yang hidup di perairan, memilik tubuh yang bersisik dan licin untuk pergerakan di dalam air. Hewan ini memiliki bentuk tubuh yang bervariasi, ada yang memanjang, seperti torpedo, pipih, dan sebagainya. Hewan ini bernapas dengan insang.
2.      Reptilia adalah hewan melata yang sebagian besar tubuhnya ditutupi oleh zat tanduk yang keras dan kuat, ada yang hidup di perairan dan ada juga yang hidup di darat. Hewan ini juga memiliki bentuk tubuh yang bervariasi, ada yang memanjang, silindris, dan sebagainya. Hewan ini bernapas dengan paru-paru
3.      Aves adalah hewan yang sebagian besar tubuhnya ditutupi oleh bulu-bulu yang bentuknya berbeda-beda dan memiliki corak warna yang menarik, memiliki bentuk paruh yang disesuaikan dengan makanannya. Hewan ini ada yang memiliki sayap pada ekstremitas anterior sebagai alat untuk terbang, sedangkan ekstremitas posterior berupa kaki yang juga disesuaikan dengan fungsinya. Memiliki bentuk tubuh yang bermacam-macam pula, dan bernapas dengan paru-paru.
4.      Mammalia adalah hewan menyusui (memiliki kelenjar mamae), sebagian besar tubuhnya ditutupi oleh rambut-rambut yang strukturnya berbeda dengan bulu pada Aves. Memiliki bentuk tubuh yang bervariasi, dan bernapas dengan paru-paru.

  1. SARAN

88
 
Hendaknya kuliah lapangan ini dapat menjadi suatu pemahaman yang mendalam mengenai mata kuliah ini, agar kita dapat menguasai materi secara utuh dan sempurna dan dapat diajarkan pada anak-anak didik suatu saat nanti. Kemudian, sebaiknya kuliah lapangan ini diadakan di tempat yang berbeda agar kita mengetahui berbagai macam hewan vertebrata lainnya yang belum pernah kita melihatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : ilunibio-unp | ilunibio-unp | Iluni Biologi UNP
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. ADAM FERNANDINHO - All Rights Reserved
Template Design by Iluni Bio UNP Published by ilunibio-unp